SISTEM INFORMASI GEOGRAFI BIDANG GEOFISIK








OLEH  :

1) ANISSA DWI SAFITRI              (02)
2)ANNAS KHOLIF K                       (03)
3)IMMANUEL YARDIN R              (11)
4)LINDA AYU P                                (16)
5)RIZKY KARALLA                        (25)
6)SERLI MEILANI S                        (28)

                            GURU MATA PELAJARAN :
BAPAK M.SAID BUSIRI, S.Pd


KATA PENGANTAR 


 Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga BLOG ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga blog ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi blog agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan BLOG ini.







OCEANOGRAFI
Oceanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan graphos yang berarti gambaran atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan) adalah cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. secara sederhana Oseanografi dapat didefiniskan sebagai suatu ilmu yang mempelajari lautan.

Ilm oseanografi dibagi menjadi empat cabang ilmu saja, yaitu:
1.Fisika oseanografi
Ilmu yang mempelajari hubungan antara sifat-sifat fisik yang terjadi didalam lautan itu sendiri dan yang terjadi antara lautan dengan atmosfer dan daratan. ilmu mengenai ciri fisik samudera termasuk struktur suhu-salinitas, ombak, pasang, dan arus.
2.Geologi oseanografi
Ilmu yang mempelajariasal lautan yang telah berubah lebih lebih dari berjuta-juta tahun yang lalu atau ilmu mengenai geologi dasar laut termasuk tektonik lempeng Seperti penelitian lapisan kerak bumi, gunung berapi dan terjadinya gempa.
3.Kimia oseanografi
Ilmu yang berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia yang terjadi didalam dan didasar laut dan juga menganalisa sifat-sifat air laut, atau ilmu mengenai kimia samudera dan interaksi kimianya dengan atmosfer.
4.Biologi oseanografi
Ilmu yang mempelajari semua organisme-rganisme yang hidup dilautan, termasuk hewan-hewan yang berukuran sangat kecil (plankton) dan juga hewan-hewan yang berukuran besar dan tumbuh-tumbuhan air.

Teori terjadinya samudera :
1.Teori Continental drift (teori pergeseran benua)
2.Teori Contraksi (Contraction Theory)
3.Teori Gravitasi
4.Teori Meteoritik

Penjelasan
1.Teori Continental drift (teori pergeseran benua)
Teori ini di kemukakan oleh Alfred L. Wagener, Menurut teori ini ketika kulit bumi mendingin hanya membentuk satu kontinen, kontinen ini ringan terapung diatas batuan ang lebih berat. Kemudian kontinen ini terbagi dua belok arah satu ke utara dan satu lagi keselatan. Kemudian blog ini dipisahkan oleh samudera yang disebut dengan thetis karena blok ini terapung dan bergerak dan kemudian pecah.
Blok utara membentuk Amerika Utara dan Eropa, sedangkan blok selatan membentuk Afrika, Antartika dan Australia. Pada waktu itu laut thetis ini dipersempit dan sisanya sekarang adalah laut Mediterania, laut Hitam dan laut kaspia.

2.Teori Contraksi (Contraction Theory)
Beberapa waktu setelah bumi terbentuk keadaanya sangat panas dan kemudian mendingin sehingga terbentukllah kulit bumi, serta dalam beberapa juta tahun terjdi perubahan didalam bumi.
Para ahli mengatakan bahwa pengerutan kulit bumi menyebabkan batuan yang ringan pada kulit bumi menggulung dan pecah mengakibatkan keluarnya magma pada permukaan bumi dan semua perubahan ini menyebabkan terjadinya kontinen dan lekukan-lekukan samudera yang sangat tipis dan batuan dibawah kulit bumi terdapat batuan yang lebih berat yang disebut dengan mantel.

3.Teori Gravitasi
Menurut beberapa ilmuan bahwa cekungan samudera terbentuk ketika bintang besar lewat dekat bumi karena gravitasi terjadinlah tarik menarik antara bintang besar dengan bumi, karena pada waktu itu bumi masih panas dan masih lunak maka sebagian kulit bumi tertarik.

4.Teori Meteoritik
Menurut teori ini cekungan samudera terjadi karena jatuhnya meteor. Karena adanya benturan meteorit yang kuat, maka pinggir-pinggir meteorit mendarat menjadi tinggi oleh karenanya terjadi pegunungan-pegunungan pantai dibeberapa samudera.itulah sebabnya didekat pegunungan pantai terdapat bagian samudera yang dalam. Seperti pegunungan andes yang memanjang disamping pantai pasifik di Amerika Selatan.
Meteorit adalah batu meteor yang berhasil mencapai permukaan bumi. Disebut juga meteor setelah menembus atmosfir bumi tetapi belum mencapai permukaan bumi. Merupakan asteroid kecil yang ketika memasuki atmosfir bumi, gesekan udara menyebabkan meteor menjadi panas dan menimbulkan cahaya sehingga kadang kala disebut bintang jatuh.

Beberapa laut dan pembagiannya :
Perbandingan antara daratan dan lautan adalah 7 : 3 atau lautan 2,5 kali daratan. Luas keseluruhan lautan 361 juta km2 sedangkan daratan seluas 149 juta km2. dalam buku Huntingthon yakni Principles of Human Ageography dinyatakan bahwa luas laut adalah 71 % sedangkan luas daratan 29 %. Kemudian dalam buku Forest and The Sea oleh Maaston bahwa luas laut adalah 70 % sedangkan daratan 30%. Sebagian besar luas lautan berada di belahan bumi Utara.




PEMBAGIAN LAUT MENURUT LUAS DAN LETAKNYA

Menurut luas dan letaknya laut/ lautan terdiri atas : lautan (samudera), laut tepi, dan laut pedalaman/ laut tengah.
1.Lautan (samudera)
  • Samudera Hindia (73,3 juta km2). Nama samudera Hindia berdasarkan konsepsi Vasco da Gama diambil dari nama sungai Indus di India. Batas-batasnya pantai Afrika, Asia dan Australia. Dibagian barat dibatasi oleh meridian yang melewati Tanjung Agulhas yaitu pada 200 BT dan dibagian Timur meridian yang melewati pulau Tasmania yaitu pada 1400 BT. Di Indonesia dimulai dari selat Malaka, kepulauan Sunda besar, Nusa Tenggara sampai ke Timur.
  • Samudera Pasifik (lautan teduh), luasnya 165,4 juta km2. Diberi nama oleh Magelhaen yaitu orang pertama yang mengelilingi dunia. Pasifik artinya laut tenang oleh karena itu disebut juga sebagai laut teduh. Laut pinggirnya adalah laut Cina, laut Kuning, laut Jepang dan laut sebelah Timur Indonesia. Disebelah Selatan dibatasi oleh Australia, disebelah barat meridian 1400 BT dan sebelah timurnya meridian 670 BB yaitu meridian yang melalui Tanjung Horn (ujung Amerika Selatan).
  • Samudera Atlantik (82,2 juta km2). Nama Atlantik berasal dari bahasa Yunani untuk menghormati raksasa Atlas yang berdiri di pantai Afrika mereka menganggap raksasa ini sangat tinggi dan kuat sehingga langitpun dapat dipikulnya, namun menurut yang lain nama Atlantik berasal dari konsepsi mercator menurut dugaan di Atlantik dulu ada suatu negeri Atlantis yang kemudian tenggelam. Dalam literatur lain nama Atlantik berasal dari konsepsi columbus. Batas Utaranya sampai selat bering, disebelah Baratnya meridian 670 BB dan sebelah Timurnya meridian 200BT, dengan laut pinggirnya adalah Lut Utara, Teluk Hudson, Selat Laurence.
  • Kadang-kadang laut kutub Utara dan Selatan disebut juga samudera Kutub Utara dan samudera yang meminggiri Kutub Selatan. Tetapi sebenarnya kedua laut tersebut merupakan bagian dari samudera Atlantik (laut Utara) dan laut kutub Selatan termasuk bagian dari ketiga samudera Pasifik, Atlantik, dan Hindia.

2.Laut tepi
Laut tepi adalah laut yang terdapat dekat kontinen, sehingga mempunyai hubungan yang luas dengan baik dengan kontinen maupun dengan lautan.
  • Laut tepi samudera Atalntik : laut Utara, Laut Baltik, laut Karibia, teluk Hudson, teluk St. Lawrence, teluk Guinea.
  • Laut tepi di samudera Hindia : laut Andaman, teluk Benggala, Teluk Arabia, teluk Persia, teluk Australia besar
  • Laut tepi samudera Pasifik : laut Bering, laut jepang, laut Kuning, laut Okhotsk, laut Cina Timur, laut cina Selatan, teluk Alaska, teluk California, laut Suhu, Laut Sulawesi, laut Maluku, laut Arafura.
  • Laut tepi di samudera Arctic : laut Norwegia, laut White, laut Barent, laut Siberi Timur, teluk Baffin.

3.Laut pedalaman/ laut tengah
Laut pedalaman atau laut tengah adalah laut yang berada antara daratan, biasanya dibatasi oleh selat yang sempit dan hubugannya dengan samudera jauh. Misalnya laut tengah, laut kaspia, laut Hitam, laut Karibia, laut Austral Asia, laut Es Utara. Terjadinya laut pedalaman dikarenakan longsoran permukaan bumi sehingga benua terputus sedangkan bagian yang tadinya merupakan bagian yang tinggi seperti gunung, pegunungan menjadi pulau.


PEMBAGIAN LAUT BERDASARKAN KEDALAMAN DAN ZONEFIKASINYA

Berdasarkan kedalam dan zonefikasinya laut terdiri dari zone Lithoral, zone Neritis, Zone Bathial, Zone Abisal dan Zone Hadal.
a.Zone Lithoral,  merupakan zone antara pasang naik tertinggi dengan pasang surut terendah. Zone ini disebut juga zone pantai yang merupakan peralihan antara darat dengan laut.
b.Zone Neritis, merupakan zone laut dari pasang surut terendah sampai dengan kedalaman sekitar 200 meter. Zone neritis merupakan laut dangkal (continental shelf). Continental shelf terjadi akibat pencairan es yang ada dikutub. Menurut ahli geologi kenaikan pemukaan air laut tersebut diperkirakan 100 meter. Laut yang terjadi akibat permukaan air laut naik disebut laut transgresi.
c.Zone Bathial, merupakan zone dasar laut dengan kedalaman antara 200 - 1.000 meter. Umumnya zone ini merupakan lereng yang curam yang merupakan dinding laut dalam dan sebagai pinggir kontinen. Zone bathial disebut Continental slope yang sering dijumpai ngarai (submarine canyon). Canyon ini merupakan kelanjutan muara sungai besar, misalnya canyon congo, canyon Indus, canyon sungai Gangga, canyon sungai Columbia, canyon sungai Mississipi.
d.Zone Abisal, merupakan zone laut dalam (1.000-6.000 meter). Zone ini merupakan zone laut yang paling luas, pada kedalaman ini sinar matahari tidak tembus lagi oleh karena itu temperaturnya rendah dan pergerakan air tidak lagi dipengaruhi oleh gelombang dan arus permukaan.
e.Zone Hadal, zone laut dengan kedalaman lebih dari 6.000 meter. Biasanya zone ini berupa trench, trough, slenk, basin. Misalnya Mariana trench, Philipina (Mindanau) trench, Japan Trench, java trench, dan lain sebagainya.




SIFAT FISIK AIR LAUT

SALINITAS (KADAR GARAM)
Salinitas adalah kandungan garam yang ada dilaut dan biasanya diperhitungkan sebagai jumlah gram garam terlarut pada 1000 gram air laut yang dinyatakan dalam satuan permil (. Misalnya kadar garam 32 artinya banyaknya unsur garam setiap 1000 gram air laut adalah 32 gram.

Faktor -  faktor yang mempengaruhi salinitas:
1.Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
2.Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
3.Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.
4.Penambahan air tawar karena pencairan Es. Es yang mencair dan mengalir kelaut akan mempengaruhi kadar garam laut tersebut. Biasanya di wilayah bagian utara (BBU).

SUHU AIR LAUT
Suhu air laut di daerah tropis antara 260C-300C. Semakin dalam masuk kelaut maka suhunya akan semakin dingin karena cahaya matahari mulai berkurang. Perbedaan suhu permukaan laut antara siang dan malam diwilayah perairan laut Indonesia pada umumnya relatif kecil. Hal ini disebabkan sifat air laut yang lambat menerima panas dan lambat melepaskan panas yang diterima.

Pada daerah tropik lebih banyak menerima panas daripada daerah kutub, yang pada dasarnya disebabkan karena tiga faktor :
1.Sinar matahari yang merambat melalui atmosfer akan banyak kehilangan panas sebelum   sampai didaerah kutub bila dibandingkan didaerah ekuator.
2.Karena besarnya perbedaan sudut datang sinar matahari ketika mencapai permukaan bumi.pada daerah kutub sinar matahari yang sampai dipermukaan bumi akan tersebar pada daerah yang lebih luas daripada didaerah ekuator.
3.Didaerah kutub lebih banyak panas yang diterima oleh permukaan bumi yang dipantulkan kembali ke atmosfer. (Hutbarat & Evans,2008:59-60)

Suhu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dari daerah pantai menuju laut lepas. Umumnya suhu di pantai lebih tinggi dari daerah laut karena daratan lebih mudah menyerap panas matahari sedangkan laut tidak mudah mengubah suhu bila suhu lingkungan tidak berubah. Di daerah lepas pantai suhunya rendah dan stabil. Pada lapisan kedalam antara 200-1000 meter suhu turun secara mendadak yang membentuk sebuah kurva dengan lereng yang tajam yang dikenal sebagai Thermokline. Air pada daerah yang terdalam biasanya mempunyai suhu kurang lebih 20C. (Hutbarat & Evans,2008:62)

WARNA AIR LAUT
Warna laut tergantung dari zat-zat organik maupun organik yang ada dilaut. Adapun warna laut sebagai berikut :

wana laut biru


 a.Pada umumnya lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak dari pada sinar lain.

warna laut kuning

b.Warna kuning, karena di dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai kuning di Cina.





laut berwarna hijau

c.Warna hijau, karena adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang memantulkan warna hijau dan juga karena adanya planton-planton dalam jumlah besar.

warna laut putih

d.Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es seperti di laut kutub utara dan selatan.








warna laut ungu

e.Warna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar-sinar fosfor seperti di laut ambon.

warna laut hitam

f.Warna hitam, karena di dasarnya terdapat lumpur hitam seperti di laut hitam








warna laut merah

g.Warna merah, karena banyaknya binatang-binatang kecil berwarna merah yang terapung-apung, seperti dilaut merah.


MORFOLOGI DASAR LAUT
Permukaan dasar laut yang tidak rata, berakibat kedalaman laut berbeda-beda. Kedalaman laut dapat diukur dengan dua cara yaitu, cara batu duga dan gema duga.
1.Batu Duga
Cara batu duga merupakan cara paling sederhana untuk mengukur kedalaman laut. Dengan cara :
  • Bola besi yang berat digantung pada pipa, dan pipaseperti sumbu bola besi. Keseluruhan di sebut batu duga.
  • Batu duga diikat dengan kawat kemudian diturunkan kedasar laut, setelah pipa tertancap kedasar laut, maka bola besi dilepas. Kemudian pipa yang sudah terisi materi dasar laut diangkat kembali ke atas.
                                     Gambar . Pengukuran laut dengan batu duga


2.Gema Duga
Cara ini menggunakan suara, hydrofon sebagai alat ukur dan Echo Sounder sebagai alat pengirim suara. Dari buritan kapal dipancarkan suatu gelombang suara, setelah sampai di dasar laut, suara tersebut akan dipantulkan kembali dan ditangkap oleh alat hydrofon di atas kapal. Hydrofon akan mencatat jangka waktu jejak suara dipancarkan hingga pantulannya diterima. Dengan menggunakan patokan bahwa kecepatan suara di dalam air adalah 1500m/s.
Rumus yang digunakan untuk mengukur kedalaman laut adalah:
X = t .v
        2
x = Kedalaman laut (meter)
t = Waktu yang dibutuhkan untuk menerima kembali gema suara setelah ditembakkan echo sounder
v = Cepat rambat suara dalam air (1500 m/s)

Contoh soal:
1. Sebuah kapal mengukur kedalaman laut dengan metode gema suara. Setelah suara ditembakkan echo sounder, terdengar gema pada hidrofon dalam selang waktu 8 detik, maka kedalaman laut adalah:
X = t . v = 8 x 1.500 = 6.000 meter
          2              2
2. Kapal KRI Teluk Nibung mengukur kedalaman laut Jawa dengan gema suara (echo sounding) tercatat waktunya 6 detik dari saat memancarkan gema sampai menerima pantulannya, sedangkan kecepatan rambat suara melalui air laut rata-rata 1.500 m/detik. Apabila dihitung maka kedalaman lautnya adalah:
X = t . v = 6 x 1.500 = 4.500 meter
         2                2
3. Kecepatan suara dalam air laut adalah 1.500 m/detik, dengan metode echo sounding selisih waktu pancaran dan pantulan gelombang suara yang dipancarkan oleh sebuah kapal adalah 10 detik, maka kedalaman laut yang diukur adalah:
X = t . v = 10 x 1.500 = 7.500 meter
         2                 2

                                          Gambar . Pengukuran laut dengan gema


Berdasarakan Relief Dasar Laut, Laut di bagi Menjadi 4 bagian yaitu:

1.Continental Shelf
Continental shelf (paparan benua) adalah dasar laut yang berbatasan dengan benua. Di dasar laut ini sering ditemukan juga lembah yang menyerupai sungai. Lembah beberapa sungai yang terdapat di Continental Shelf ini merupakan bukti bahwa dulunya continental shelf meupakan bagian daratan yang kemudian tenggelam. Paparan benua ini merupakan bagian wilayah laut yang kedalamannnya antara 0-180 meter dan lebarnya antara 0-1200 km terhitung dari garis pantai. Paparan benua merupakan daerah yang relatif datar dengan kemringan lereng berkisar antara 00-2,20.
Contoh Paparan Benua :
  • Paparan sunda, terletak diperairan Indonesia bagian barat.
  • Paparan Sahul, terletak diwilayah perairan Indonesia bagian Timur yang merupakan bagian dari landas kontinen Australia.
  • Paparan Benua Eropa
  • Paparan laut Barent, dari Siberia ke arah laut Arktik sejauh 10 km.

2.Continental Slope
Continental slope (lereng benua) biasanya terdapat di pinggir continental shelf. Kemiringannya antara 3-60 mulai dari tepi dangkalan benua kearah lat lepas, sedangkan kedalamannya antara 200-1800 meter.

                                  Gambar . Continental Shelf & Continental Slope

3.Continental Deep Sea Plain
Deep sea plain meliputi dua pertiga seluruh dasar laut dan terletak pada kedalaman lebih dari 1.500 m, biasanya relief di daerah ini bervariasi, mulai dari yang rata sampai pada puncak vulkanik yang menyembul di atas permukaan laut sebagai pulau yang terisolasi.

4.Continental The Deeps
The deeps merupakan kebalikan dari deep sea plain. Hanya sebagian kecil dasar lautan sebagai the deeps. The deeps permukaan laut adalah dasar laut dengan ciri adanya palung laut (trog) dan mencapai kedalaman yang besar, misalnya di Samudera Pasifik mencapai kedalaman 75.000 m.

                                          Gambar . Morfologi Dasar Laut


GERAKAN AIR LAUT

Gerakan air laut dapat dibagi atas :
1.Gelombang (wave)
gelombang laut (ideal) adalah pergerakan naik turunnya muka air laut yang membentuk lembah dan bukit mengikuti gerak sinusoidal. Helmholts menerangkan prinsip dasar terjadinya gelombang laut sebagai berikut: Jika ada dua massa benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang geraknya akan terbentuk gelombang. Gelombang terjadi karena beberapa sebab, antara lain:
  • Karena angin. Gelombang terjadi karena adanya gesekan angin di permukaan, oleh karena itu arah gelombang sesuai dengan arah angin.
  • Karena menabrak pantai. Gelombang yang sampai ke pantai akan terjadi hempasan dan pecah. Air yang pecah itu akan terjadi arus balik dan membentuk gelombang, oleh karena itu arahnya akan berlawanan dengan arah datangnya gelombang.
  • Karena gempa bumi. Gelombang laut terjadi karena adanya gempa di dasar laut. Gempa terjadi karena adanya gunung laut yang meletus atau adanya getaran/ pergeseran kulit bumi di dasar laut. Gelombang yang ditimbulkan biasanya besar dan sering disebut dengan gelombang "tsunami". Contohnya ketika gunung Krakatau meletus pada tahun 1883, menyebabkan terjadinya gelombang tsunami yang banyak menimbulkan banyak kerugian.

2.Pasang (naik/turun)
Gelombang pasang surut (pasut) adalah gelombang yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dengan planet-planet lain terutama dengan bulan dan matahari. Gelombang ini mempunyai periode sekitar 12,4 jam dan 24 jam. Gelombang pasut juga mudah diprediksi dan diukur, baik besar dan waktu terjadinya. Sedangkan gelombang tsunami dan gelombang badai tidak dapat diprediksi kapan terjadinya. Berdasarkan faktor pembangkitnya, pasang surut dapat dibagi dalam dua kategori yaitu: pasang purnama (pasang besar, spring tide) dan pasang perbani (pasang kecil, neap tide).
Pada setiap sekitar tanggal 1 dan 15 (saat bulan baru dan bulan purnama) posisi bulan-bumi-matahari berada pada satu garis lurus (Gambar 5), sehingga gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi saling memperkuat. Dalam keadaan ini terjadi pasang purnama dimana tinggi pasang sangat besar dibanding pada hari-hari yang lain.


                                                          Gambar . Pasang Purnama


Sedangkan pada sekitar tanggal 7 dan 21, dimana bulan dan matahari membentuk sudut siku-siku terhadap bumi (Gambar 6) maka gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi saling mengurangi. Dalam keadaan ini terjadi pasang perbani, dimana tinggi pasang yang terjadi lebih kecil dibanding dengan hari-hari yang lain.

                                                         Gambar . Pasang Perbani

3.Arus (Current)
Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Gerakan tersebut merupakan resultan dari beberapa gaya yang bekerja dan beberapa factor yang mempengaruhinya. Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping). Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin, sedang arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Selain itu, arus di permukan laut dapat juga disebabkan oleh gerakan pasang surut air laut atau gelombang. Arus laut dapat dibedakan menurut letak , suhu, dan sebab terjadinya.

1.Menurut letaknya
  •  Arus bawah ialah arus yang bergerak dibawah permukaan laut, misalnya arus bawah laut Gibraltar.
  •  Arus atas ialah arus laut yang bergerak dipermukaan laut, misalnya arus California.

2.Menurut suhunya
  • arus panas ialah bila suhu arus laut itu lebih panas daripada suhu air laut disekitarnya, misalnya arus teluk.
  • Arus dingin ialah bila arus laut lebih dingin dari laut sekitarnya, misalnya laut Labrador.

3.Menurut sebab terjadinya
  • Arus yang terjadi karena angin, yang berhembus secara teratur dan terus menerus dipermukaan menyebabkan terjadinya ombak atau gelombang.
  • Arus yang terjadi karena adanya perbedaan kadar garam atau berat jenis air. Dibagian permukaan air yang berat jenisnya kecil akan mengalir ke air yang berat jenisnya besar dibagian bawah,air yang berat jenisnya besar akan mengalir keberat jenis kecil. Semakin besar kadar garam maka berat jenis air laut semakin besar.
  • Arus yang disebabkan pasang purnama dan pasang perbani.


PERSEBARAN ARUS LAUT DIDUNIA
A.DISAMUDERA PASIFIK
1.Disebelah Utara Khatulistiwa
  • Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke arah barat sejajar dengan garis khatulistiwa dan ditimbulkan serta didorong oleh angin pasat timur laut.
  • Arus Kuroshio, merupakan lanjutan arus khatulistiwa utara karena setelah sampai di dekat Kepulauan Filipina, arahnya menuju ke utara. Arus ini merupakan arus panas yang mengalir dari utara Kepulauan Filipina, menyusur sebelah timur Kepulauan Jepang dan terus ke pesisir Amerika Utara (terutama Kanada). Arus ini didorong oleh angin barat.
  • Arus Kalifornia, mengalir di sepanjang pesisir barat Amerika Utara ke arah selatan menuju ke khatulistiwa. Arus ini merupakan lanjutan arus kuroshio, termasuk arus menyimpang (pengaruh daratan) dan arus dingin.
  • Arus Oyashio, merupakan arus dingin yang didorong oleh angin timur dan mengalir dari selat Bering menuju ke selatan dan berakhir di sebelah timur Kepulauan Jepang karena ditempat ini arus tersebut bertemu dengan arus Kuroshio (terhambat oleh kuroshio). Di tempat pertemuaan arus dingin Oyashio dengan arus panas Kuroshio terdapat daerah perikanan yang kaya, sebab plankton-plankton yang terbawa oleh arus Oyashio berhenti pada daerah pertemuaan arus panas Kuroshio yang hangat dan tumbuh subur.

2. Disebelah Selatan Khatulistiwa
  • Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan atau didorong oleh angin pasat tenggara.
  • Arus Humboldt atau Arus Peru, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir di sepanjang barat Amerika Selatan menyusur ke arah utara. Arus ini merupakan arus menyimpang serta didorong oleh angin pasat tenggara dan termasuk arus dingin.
  • Arus Australia Timur, merupakan lanjutan arus khatulistiwa selatan yang mengalir di sepanjang pesisir Australia Timur dari arah utara ke selatan (sebelah timur Great Barrier Reef).
  • Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus Australia timur yang mengalir menuju ke timur (pada lintang 30 0C- 40 0C LS) dan sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat.


B.DISAMUDERA ATLANTIK
1.Disebelah Utara Khatulistiwa
  • Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan dan didorong angin pasat timur laut.
  • Arus Teluk Gulfstream, merupakan arus menyimpang yang segera diperkuat oleh dorongan angin besar dan merupakan arus panas. Arus khatulistiwa utara (ditambah dengan sebagian arus khatulistiwa selatan) semula masuk ke Laut Karibia terus ke Teluk Mexiko dan keluar dari teluk ini melalui Selat Florida (sebagai Arus Florida). Arus Florida yang segera bercampur dengan Arus Antillen merupakan arus besar yang mengalir di sepanjang pantai timur Amerika Serikat ke arah timur. Arus inilah yang disebut arus teluk sebab sebagian dari arus ini keluar dari teluk Meksiko.
  • Arus Tanah Hijau Timur atau Arus Greenland Timur, merupakan arus dingin yang mengalir dari laut Kutub Utara ke selatan menyusur pantai timur Tanah Hijau. Arus ini didorong oleh angin timur (yang berasal dari daerah kutub).
  • Arus Labrador, berasal dari laut Kutub Utara yang mengalir ke selatan menyusuri pantai timur Labrador. Arus ini didorong oleh angin timur dan merupakan arus dingin, yang pada umumnya membawa ''gunung es'' yang ikut dihanyutkan.
  • Arus Canari, merupakan arus menyimpang dan termasuk arus dingin. Arus ini merupakan lanjutan sebagian arus teluk yang mengubah arahnya setelah pengaruh daratan Spanyol dan mengalir ke arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara.

2. Disebelah Selatan Khatulistiwa
  •  Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat, sejajar dengan garis khatulistiwa. Sebagian dari arus ini masuk ke utara (yang bersama-sama dengan arus Khatulistiwa Utara ke Laut Karibia) sedangkan yang sebagian lagi membelok ke selatan. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara.
  • Arus Brazilia, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan (khususnya Brazilia). Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus panas.
  •  Arus Benguela, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat, yang mengalir ke arah utara menyusuri pantai barat Afrika Selatan. Arus ini merupakan arus dingin, yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.
  • Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian Arus Brazilia yang mengalir ke arah timur (pada lintang 30 derajat - 40 derajat LS) sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat dan merupakan arus dingin.


C. DISAMUDERA HINDIA
1.Disebelah Utara Khatulistiwa
Arus laut samudera ini keadaannya berbeda dengan samudera lain, sebab arah gerakan arus tak tetap dalam setahun melainkan berganti arah dalam 1/2 tahun, sesuai dengan gerakan angin musim yang menimbulkannya. Arus-arus tersebut adalah sebagai berikut:
  • Arus Musim Barat Daya, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke timur menyusuri Laut Arab dan Teluk Benguela. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim barat daya. Arus ini berjalan kurang kuat sebab mendapat hambatan dari gerakan angin pasat timur laut.
  • Arus Musim Timur Laut, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat menyusuri Teluk Benguela dan Laut Arab. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim timur laut. Arus yang terjadi bergerak agak kuat sebab di dorong oleh dua angin yang saling memperkuat, yaitu angin pasat timur laut dan angin musim timur laut.

2. Disebelah Selatan Khatulistiwa
  • Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa yang nantinya pecah menjadi dua (Arus Maskarena dan Arus Agulhas setelah sampai di timur Madagaskar). Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara.
  •  Arus Maskarena dan Arus Agulhas, merupakan arus menyimpang dan merupakan arus panas. Arus ini juga merupakan lanjutan dari pecahan Arus Khatulistiwa Selatan. Arus Maskarena mengalir menuju ke selatan, menyusuri pantai Pulau Madagaskar Timur. Arus Agulhas juga mengalir menuju ke selatan menyusuri pantai Pulau Madagaskar Barat.
  • Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat, yang mengalir ke arah utara menyusur pantai barat Benua Australia. Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus dingin yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.



KONDISI KIMIA AIR LAUT
Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra.
Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.

            air laut merupakan larutan yang mengandung berbagai garam. Unsur kimia yang tergabung dalam larutan air laut  yaitu khlor (Cl) 55%, Natrium (Na) 31%, kemudian Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Belerang (S), dan Kalium (K). dismping itu dalam jumlah kecil terdapat juga Bromiun (Br), Karbon (C), Strontium (Sr),  Barium (Ba), Silikon (Si), dan Florium (F). air laut juga mnegandung larutan berbagai gas seperti Oksigen (O2) dan gas asam arang (CO2) yang merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan vegetasi dan hewan laut.
Ion klorida adalah salah satu anion organik utama yang ditemukan di perairan alami. Ion klorida ditemukan dalam jumlah besar, sedangkan ion halogen lainnya ditemukan dalam jumlah yang relatif sedikit. Klorin, Bromin, dan Iodin terkandung pada air laut dalam bentuk garam-garam halida dari natrium, magnesium, kalium, dan kalsium. Klorida biasanya terdapat dalam bentuk senyawa natrium klorida (NaCl), Kalium klorida (KCl), dan Kalsium klorida (CaCl2). Garam halida yang paling banyak adalah NaCl. Klorida membentuk kebanyakan garam zat terlarut dalam lautan bumi, kira-kira 1.9% komposisi air laut adalah ion klorida. Larutan klorida dengan kepekatan lebih tinggi dijumpai di Laut Mati.
Kadar klorida bervariasi menurut iklim. Pada perairan yang di wilayah yang beriklim basah (humid), kadar klorida biasanya kurang dari 10 mg/liter; sedangkan pada perairan di wilayah semi-arid dan arid (kering), kadar klorida mencapai ratusan mg/liter. Keberadaan klorida pada perairan alami berkisar antara 2-20 mg/liter. Kadar klorida 250 mg/liter dapat mengakibatkan air menjad asin . Air laut mengandung klorida sekitar 19.300 mg/liter.
            Kadar klorida yang tinggi, misalnya pada air laut, yang diikuti oleh kadar kalsium dan magnesium yang juga tinggi dapat meningkatkan sifat korosivitas air. Perairan yang demikian mudah mengakibatkan terjadinya perkaratan peralatan yang terbuat dari logam.
 
            Rasa asin pada air laut berasal dari garam. air laut terdiri atas 96% air dan 3% garam (Sodium Klorida), 1% berupa sejumlah mineral seperti kalsium dan magnesium. garam berasal dari batuan dan mineral yang dilarutkan oleh air hujan yang turun dan masuk kesungai yang akan membawa air dan garam kelaut. sejumlah garam juga bisa berasal dari gunung berapi dibawah laut.
Lebih dari sepertiga garam yang digunakan didunia berasal dari laut. garam dikumpulkan melalui proses penguapan. dinegara beriklim panas orang membuat garam lebih banyak ditempat dangkal, yaitu dengan cara mengumpulkan garam disepanjang pesisir berlumpur yang ditampung dalam kolam kolam apabila pasang datang air laut akan tertampung dalam kolam tersebut, pada saat penyinaran matahari akan menyebabkan air menguap dan meninggalkan kristal-kristal garam.


sodium clorida (NaCl) atau garam apur merupakan zat clorida yang persentasenya paling besar. apabila dipersentasekan sebagai berikut :

menurut Clarke                            menurut Lyman & Fleming
CaCl3 = 0,34%                              NaCl = 68,1%
NaCl   = 77,70%                            MgCl = 14,4%
MgCl2  = 10,88%                          CaCl = 3,2%
MgSO4 = 4,74%                           KCl   = 1,9%
CaSO4 = 3,60%                            NaCO4 = 0,6%
K2SO4 = 2,64%                            NaHCO4 = 0,6%
MgBr   = 0,22%                              KBr    = 0,3%

penyebaran salinitas secara horizontal :
  1. Daerah Ekuator (tropik), temperatur tinggi, penguapan tinggi, curah hujan banyak maka salinitasnya rendah (34-35 permil).
  2. Daerah lintang  20 derajat - 25 derajat LU/LS, penguapan tinggi, curah hujan kurang, maka salinitas tinggi (36-37 permil).
  3. Daerah lintang sedang, penguapan kurang, kelembapan besar, maka salinitas rendah (33-35 permil).
  4. Daerah kutub, temperatur rendah, penguapan kecil, adanya pencairan es, maka saliniasnya rendah (32-34 permil).
berikut beberapa contoh laut yang mempunyai salinitas yang berbeda, karena dipengaruhi oleh keadaan setempat dan lautnya tertutup :
  1. laut merah, tidak terdapat sungai yang bermuara kelaut tersebut, curah huja relatif kecil, maka salinitasnya air lautnya tinggi (40-41 permil).
  2. laut tengah, banyak air sungai dari laut hitam, kemudian masuk kelaut tengah,  maka salinitasnya tidak terlalu tinggi (37-39 permil).
  3. laut mati, terletak didaerah arit (kering), lautnya sempit, tidak berpelepasan, sehingga salinitasnya tinggi (250-400 permil).
  4. laut hitam, penguapan kurang, banyak sungai yang bermuara, sehingga salinitasnya rendah (17-18 permil).
  5. laut Baltik, penguapan kurang, banyak sungai yang bermuara, pencairan es/ salju maka salinitasnya rendah (3-4 permil).
penyebaran salinitas secara vertikal :
  1. pada permukaan, terjadi penguapan baik karena angin atau karena perbedaan temperatur antara air dan udara (temperatur air lebih tinggi dari temperatur udara) atau karena kelembapan udara kecil maka salinitas permukaan biasanya besar.
  2. makin kebawah, salinitas semakin kecil,  karena temperaturnya makin rendah, pada kedalaman 800-1200 meter biasanya salinitas paling kecil.
  3. lebih dari 1200 meter, salinitas naik sampai 34,9% karena tidak ada turbulensi lagi.
catatan :  untuk daerah ekuator  (tropik), salinitas terbesar bukan pada permukaan sebab banyak curah hujan, tetapi terdapat pada kedalaman 100-200 meter.

Hipotesis tentang asinnya air laut :
  1. garam -garaman yang sekarang larut dalam air laut, telah terjadi sejak permulaan terbentuknya lautan. salinitas dahulu sama dengan salinitas sekarang. itu terbukti dari fosil organisme marine yang menunjukkan salinitas air laut tidak banyak berubah setelah mengalami waktu geologi yang lama.
  2. salinitas air laut bertambah secara berangsur-angsur yaitu hasil pencucian dari batu-batuan dikulit bumi dan dari pengangkutan mineral-mineral yang terbawa kelaut oleh sungai atau oleh air hujan yang mengalir diatas permukaan bumi. jadi menurut hipotesis ini air laut yang mula-mula itu tawar.

KEHIDUPAN LAUT

Kehidupan dilsut (the marine biology) erat hubungannya dengan keadaan faktor fisik dan kimia dari keadaan lingkungannya seperti temperatur, sinar, arus, salinitas dan bahan makanannya baik berupa benda-benda organis maupun an organis. karena kondisi pada setiap tempat  dan lapisan air berbeda-beda  maka keadaan kehidupannya pun agak berbeda antara lapisna air permukaan, lapisan yang lebih dalam dipantai karang dengan pantai pasir yang berawa.


Golongan organisme yang hidup dilaut ada tiga yaitu:

1. Benthos, yaitu tumbuhan dan binatang yang hidupnya melekat pada dasar laut, baik menempel pada permukaan ataupun terpendam didalam lumpur dan ada juga yang merayap. seperti cacing, siput, ketam, dan kerang-kerangan serta  algae atau sering juga disebut rumput laut, tumbuhan lamun.
  
Gambar hewan Bentos (udang)

Gambar Bentos (rumput laut)

2. Nekton, yaitu binatang yang bergerak bebas seperti ikan besar seperti hiu, ikan pari, kura-kura, dan mamalia akuatik seperti lumba-lumba dan paus.  nekton mampu bergerak lebih baik untuk mencari makanan dan menghindari predator. dalam pergerakannya, nekton tidak terlalu tergantung pada arus sebagaimana plankton. distribusi dari nekton dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu, .salinitas, suplai oksigen, dan sumber makanan (Mukhtasor,2007:32). 
Gambar jenis Nekton




3. Plankton, yaitu semua golongan binatang dan tumbuhan yang sangat kecil yang terapung-apung di air, jadi gerakannya atau migrasinya tergantung pada gerakan air (arus) dan bersifat pasif. Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik. ada dua macam   plankton yaitu :
Gambar Fitoplankton










  
  • Fitoplankton, sebagai tumbuhan berperan dalam menyediakan oksigen dan sebagai sumber makanan bagi banyak organisme lain. fitoplankton  terdapat dizona euphotik yaitu zona dimana pada area ini menerima cahaya matahari yang cukup untuk digunakan pada proses fotosintesis. contoh dari fitoplankton adalah crysophyta atau alga kuning cokelat.

  • Zooplankton, yaitu semua organisme kecil  yang termasuk kedalam kategori hewan. jenis-jenis dari zooplankton seperti protozoa (hewan bersel tunggal sperti sarcodina), coelenterata (ubur-ubur dan karang), molusca (kerang dan siput), artropoda (bintang laut). Zooplankton banyak dijumpai didekat permukaan laut, dimana sumber makanan mereka banyak dijumpai. beberapa zooplankton juga dapat ditemukan ditiap kedalaman laut.
Ekosistem- Ekosistem spesifik di Wilayah pesisir dan laut 

            Wilayah pesisir dan laut merupakan tempat hidup beberapa ekosistem yang unik dan saling terkait, dinamis, dan produktif. beberapa ekosistem utama diwilayah pesisir dan laut adalah hutan mangrove, terumbu karang dan padang lamun.masing- masing ekosistem ini bukan merupakan suatu entetitas yang terpisah, tetapi saling berinteraksi antar ekosistem satu dengan yang lainnya.

1. Hutan Mangrove
Gambar Hutan Mangrove


Gambar ekosistem hutan mangrove

            Hutan mangrove yang sering juga disebut sebagai hutan payau atau hutan pasang surut, merupakan suatu ekosistem peralihan antara darat dan laut. terdapat didaerah tropik atau subtropik disepanjang pantai yang terlindung dan muara sungai. hutan mangrove merupakan ciri khas ekosistem daerah tropis dan sub tropis dan merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan yang penting diwilayah perairan pesisir.

            menurut Supriharyono (dalam Mukhtasor,2007:35) empat faktor utama yang mempengaruhi penyebaran tumbuhan mangrove yaitu :
(1). frekuensi arus pasang,
(2). salinitas tanah,
(3). air tanah,
(4). suhu air. 

             secara ekologi hutan mangrove  telah dikenal mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. ekosistem mangrove bagi berbagai macam biota perairan seperti ikan, kerang-kerangan, udang berfungsi sebagai tempat mencari makan , memijah, memelihara, dan berkembang biak. hutan mangrove merupakan habitat berbagai jenis satwa baik sebagai habitat pokok maupun sebagai habitat sementara, penghasil sejumlah detritus, dan perangkap sedimen. dari segi ekonomis vegetasi ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasil kayu bangunan, bahna baku pulp dan kertas, kayu bakar, bahan arang, alat tangkap ikan dan sumber bahan lain sperti tannin dan pewarna. mangrove juga mempunyai peran penting sebagai pelindung pantai dari hempasan gelombang air laut serta menyerap logam berat dan pestisida yang mensemari laut.


2. Terumbu Karang
Gambar Terumbu Karang

            Terumbu karang merupakan organisme yang hidup didasar laut daerah tropis dan dibangun oleh biota laut penghasil kapu khususnya jenis-jenis karang dan alga penghasil kapur (CaCO3). terumbu karang juga merupakan ekosistem yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut.
Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan laut. Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine).

            Untuk dapat bertumbuh dan berkembang biak secara baik, terumbu karang membutuhkan kondisi lingkungan hidup yang optimal, yaitu pada suhu hangat sekitar di atas 20oC.Terumbu karang juga memilih hidup pada lingkungan perairan yang jernih dan tidak berpolusi. Hal ini dapat berpengaruh pada penetrasi cahaya oleh terumbu karang. Beberapa terumbu karang membutuhkan cahaya matahari untuk melakukan kegiatan fotosintesis.

            Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang paling produktif dan memiliki keanekaragaman hayati paling tinggi. sehingga menjadikan terumbu karang menjadi tempat pemijahan, pengasuhan, dan mencari makan dari kebanyakan ikan. oleh karena itu produksi ikan didaerah terumbu karang sangat  tinggi. kerangka hewan karang berfungsi sebagai tempat berlindung atau tempat menempelnya biota laut lainnya. sejumlah ikan pelagis bergantung pada keberadaan terumbu karang pada masa larvanya. terumbu karang juga merupakan habitat bagi banyak spesies laut dan juga terumbu karang dapat berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi.

            Berdasarkan geomorfologinya ekosistem terumbu karang dapat dibagi menjadi tiga tipe yaitu terumbu karang tepi (Fringing Reef), terumbu karang penghalang (Barrier reef), dan terumbu karang cincin (Attols). 
Gambar Fringing reef
Terumbu karang tepi (Fringing Reef
           Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefsadalah jenis terumbu karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai  kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau.
Gambar Barier reef
 Terumbu karang penghalang (Barrier reef)
            Secara umum, terumbu karang penghalang atau barrier reefs  menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus.
Gambar Attols
 Terumbu karang cincin (Attols)
            Terumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang yang berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau­-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.







3. Padang Lamun
Gambar Padang Lamun


            Lamun (sea Grass) adalah tumbuhan berbiji tunggal dari kelas angiospermae (tumbuhan berbunga) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup dibawah permukaan air laut. tumbuhan ini hidup diperairan dangkal agak berpasir. sama halnya dengan rerumputan didaratan lamun juga membentuk padang yang luas didasar laut  yang masih terjangkau oleh sinar matahari dengan tingkat energi cahaya yang memadai bagi pertumbuhan. lamun tumbuh tegak, berdaun tipis yang bentuknya seperti pita dan berakar jalar. tunas-tunas tumbuh dari rhizoma, yaitu bagian rumput yang tumbuh menjalar dibawah permukaan dasar laut.

            menurut Supriharyono (dalam Mukhtasor,2007:39) secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting bagi wilayah pesisir dan laut, yaitu antara lain menangkap sedimen, menstabilkan substrat dasar dan menjernihkan air, produktivitas primer, sumber makanan langsung bagi kebanyakan hewan, habitat beberapa jenis hewan air yang bernilai komersial tinggi seperti ikan dan udang.  






SUMBER DAYA AIR LAUT
            Kenyataan menunjukkan bahwa dalam periode terakhir ini sumber daya laut Indonesia terancam kelestariannya dengan berbagai permasalahan. Permasalahan utama diantaranya adalah pencurian dan eksploitasi ikan besar-besaran, kerusakan terumbu karang, menipisnya cadangan minyak bumi, sengketa batas dengan negara tetangga dll. 
Potensi sumber daya laut 
1.  potensi Fisik, 
Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari segi fisik, terdiri dari Perairan Nusantara seluas 2.8 juta km2, Laut Teritorial seluas 0.3 juta km2. Perairan Nasional seluas 3,1 juta km2, Luas Daratan sekitar 1,9 juta km2, Luas Wilayah Nasional 5,0 juta km2, luas ZEE (Exlusive Economic Zone) sekitar 3,0 juta km2, Panjang garis pantai lebih dari 81.000 km dan jumlah pulau lebih dari 18.000 pulau.
2. Potensi  Pembangunan,
            Potensi Wilayah pesisir dan laut Indonesia dipandang dari segi Pembangunan adalah sebagai berikut:
(a) Sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti; Perikanan (Tangkap, Budidaya,dan Pascapanen), Hutan mangrove, Terumbu karang, Industri Bioteknologi Kelautan dan Pulau-pulau kecil.
(b) Sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti; Minyak bumi dan Gas, Bahan tambang dan mineral lainnya serta Harta Karun.
(c) Energi Kelautan seperti; Pasang-surut, Gelombang, Angin, OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion).
(d) Jasa-jasa Lingkungan seperti; Pariwisata, Perhubungan dan Kepelabuhanan serta Penampung (Penetralisir) limbah.
3. Potensi Geopolitis,
            Indonesia memiliki posisi strategis, antar benua yang menghubungkan negara-negara ekonomi maju, posisi geopolitis strategis tersebut memberikan peluang Indonesia sebagai jalur ekonomi, misalnya beberapa selat strategis jalur perekonomian dunia berada di wilayah NKRI yakni Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makasar dan Selat Ombai-Wetar. Potensi geopolitis ini dapat digunakan Indonesia sebagai kekuatan Indonesia dalam percaturan politik dan ekonomi antar bangsa.
4. Potensi Sumber Daya Manusia,
            Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari segi SDM adalah sekitar 60 % penduduk Indonesia bermukim di wilayah pesisir, sehingga pusat kegiatan perekonomian seperti: Perdagangan, penangkapan ikan, Budidaya perikanan, Pertambangan, Transportasi laut, dan Pariwisata bahari. Potensi penduduk yang berada menyebar di pulau-pulau merupakan aset yang strategis untuk peningkatan aktivitas ekonomi antar pulau sekaligus pertahanan keamanan negara.


 ARTI LAUT BAGI BUMI DAN KEHIDUPAN MANUSIA
            Laut memiliki peranan yang sangat penting dalam mengontrol iklim di bumi dengan memindahkan panas dari daerah ekuator menuju kutub. tanpa peranan laut, maka hampir keseluruhan planet bumi akan  menjadi terlalu dingin bagi manusia untuk hidup. laut juga merupakan sumber makanan, energi (baik yang terbarukan maupun yang tak terbarukan), dan obat-obatan. laut juga berperan menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jumlah yang cukup besar. sekitar seperempat CO2 yang dihasilkan manusia dari pembakaran bahan bakar fosil diserap dan disimpan di lautan. Daerah pantai juga merupakan daerah yang sangat besar peranannya bagi kehidupan manusia. hampir 60 % penduduk bumi tinggal di daerah sekitar  pantai.   
Manfaat laut:

1. Sumber Makanan, seperti ikan, rumput laut, udang, kerang,dll.
2. Sebagai tempat budidaya, sperti budidaya ikan, rumput laut, dan kerang mutiara yang  hasilnya dimanfaatkan untuk perhiasan.
3. Transfortasi, sebagai sarana transportasi antar pulau terutama di Indonesia yang terdiri dari banyak pulau.
4. Tempat Wisata, seperti biasa disebut dengan wisata bahari. bisa menyelam untuk melihat pemandangan bawah laut, naik pesiar untuk menikmati keindahan laut, berselancar, dll.
5. Sumber mata pencarian nelayan, seperti mencari ikan, menanam rumput laut, dll.   
6. Cadangan air dibumi, laut dengan massa air yang begitu melimpah dapat menjadi cadangan air terbesar yang hampir tak mungkin kering.
7. Tempat Observasi para peneliti, karena laut memiliki begitu banyak kekayaan mulai dari hewan, terumbu karang, sampai partikel-partikel terkecil yang ada dilaut seperti gas atau mineral terlarut.
8. Sumber pembangkit listrik,  pembangkit listrik tenaga air ini mengandalkan aliran air laut, ombak dan pasang surutnya.  turbin-turbin yang dipasang akan berputar bila terkena aliran air laut yang cukup deras. dari perputaran turbin inilah akhirnya dihasilkan listrik yang sangat dibutuhkan manusia.
9. Sumber barang tambang, seperti tambang minyak bumi lepas pantai.
10. Sumber garam,  untuk bahan masakan garam sangat penting. garam dapat diperoleh dari air laut yang di tampung dalam kolam-kolam di pinggir pantai kemudian dibiarkan setelah terjadi penguapan maka kristal-kristal garam akan tertinggal.





Alfred Russel Wallace O.M, F.R.S (8 Januari 1823 – 7 November 1913) dikenal sebagai seorang naturalis, penjelajah, pengembara, ahli antropologi dan ahli biologi dari BritaniaRaya (Inggris). Ia terkenal sebagai orang yang mengusulkan sebuah teori tentang seleksi alam. Dari penjelajahannya di Nusantara (1854 – 1862), Wallace menulis buku berjudu “The Malay Archipelago”. Dalam penjelajahannya itu, Wallace juga menemukan sebuah garis imajiner – dikenal kemudian sebagai “garis Wallace” – yang membagi flora dan fauna di Indonesia secara geografi menjadi dua bagian besar. Wallace adalah “Bapak Biogeografi Indonesia”. Sumber : Museum Geologi.Alfred Russel Wallace O.M, F.R.S (8 Januari 1823 – 7 November 1913) dikenal sebagai seorang naturalis, penjelajah, pengembara, ahli antropologi dan ahli biologi dari Britania Raya (Inggris). Ia terkenal sebagai orang yang mengusulkan sebuah teori tentang seleksi alam. Dari penjelajahannya di Nusantara (1854 – 1862), Wallace menulis buku berjudu “The Malay Archipelago”. Dalam penjelajahannya itu, Wallace juga menemukan sebuah garis imajiner – dikenal kemudian sebagai “garis Wallace” - yang membagi flora dan fauna di Indonesia secara geografi menjadi dua bagian besar. Wallace adalah “Bapak Biogeografi Indonesia”. Sumber : Museum Geologi.
Alfred Russel Wallace (1823 – 1913), naturalis Inggris menjelajahi Kepulauan Indonesia – umumnya dengan berjalan kaki dan berperahu – selama 8 tahun (1854 – 1862) berturut-turut dari Semenanjung Malaka dan Singapura (1854); Kalimantan utara (1855-1856); Bali, Lombok dan Sulawesi (1856 ); Kepulauan Kei dan Kepulauan Aru, Sulawesi, Banda (1857); Ternate, Ambon, Papua dan Bacan (1858); Seram, Timor, Ternate dan Jailolo (Halmahera) (1859); Seram, Gorong, Ternate, Matabela, Waigeo (1860); Makassar, Timor, Seram, Banda, Buru, Jawa, Sumatra (1861); Singapura sebelum kembali ke London (1862).
Garis Wallace hingga Garis Weber
Teori evolusi yang diusulkan Weber sudah seringkali diperbincangkan bahkan sampai kepada kronologi cerita dibalik temuan teori itu. Teori evolusi berdasarkan seleksi alam memberi pesan: individu yang sehat, kuat dan cerdik dalam beradaptasi dengan alamlah yang sukses mempertahankan hidup ( the fittest would survive). Ketika ia menetap di Ternate (1858), gagasan kunci Wallace mengenai teori evolusi ini ditulisnya dan diposkan kepada Charles Darwin (1809 – 1882) berupa esai yang kemudian dikenal dengan “Surat dari Ternate.” Untitled-83Kepulauan Indonesia dan Garis Wallace yang membagi flora dan fauna Indonesia menjadi dua kelompok, yaitu kelompok di kanan/ sebelah timur yang memiliki hubungan dengan Asutralia dan kelompok di kiri atau sebelah barat Garis Wallace yang memiliki hubungan dengan Asia. Weber dan Lydekker kemudian membagi lagi terutama flora dan fauna di wilayah antara Sulawesi dan Papua masing-masing dengan Garis Weber dan Garis Lydekker. Sumber: Museum Geologi.
Bukti Lain Sundaland
Para ahli biogeografi masa kini memikirkan tentang kawasan diantara Garis Wallace dan Garis Weber atau Garis Lydekker sebagai zona peralihan yang meliputi Sulawesi, Nusa tenggara dan Maluku. Pada masanya, di kawasan peralihan itu Wallace menemukan burung maleo, anoa, babirusa di Pulau Sulawesi dan komodo dragon di Pulau Komodo. Kawasan transisi ini dikenal juga sebagai Wallacea. Dibandingkan dengan bentangan wilayahnya yang seluas 347.000 km2, Wallacea menjadi rumah bagi spesies endemik paling tinggi di dunia. Sebanyak 1.500 dari 10.000 jenis tumbuhan dan 525 dari 1142 jenis binatang di kawasan Wallacea adalah spesies endemik – yaitu jenis mahluk hidup yang berkembang hanya di suatu kawasan sempit tertentu.



HIDROLOGI

Pengertian Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi adalah salah satu dari 6 siklus biogeokimia yang berlangsung di bumi. Siklus hidrologi adalah suatu siklus atau sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus. Siklus hidrologi memegang peran penting bagi kelangsungan hidup organisme bumi. Melalui siklus ini, ketersediaan air di daratan bumi dapat tetap terjaga, mengingat teraturnya suhu lingkungan, cuaca, hujan, dan keseimbangan ekosistem bumi dapat tercipta karena proses siklus hidrologi ini.
Siklus Hidrologi

Proses Terjadinya Siklus Hidrologi

Adapun pada praktiknya, dalam siklus hidrologi ini air melalui beberapa tahapan seperti dijelaskan gambar di atas. Tahapan proses terjadinya siklus hidrologi tersebut antara lain evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi, run off, dan infiltrasi. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing tahapan siklus tersebut.

1. Evaporasi

Siklus hidrologi diawali oleh terjadinya penguapan air yang ada di permukaan bumi. Air-air yang tertampung di badan air seperti danau, sungai, laut, sawah, bendungan atau waduk berubah menjadi uap air karena adanya panas matahari. Penguapan serupa juga terjadi pada air yang terdapat di permukaan tanah. Penguapan suemacam ini disebut dengan istilah evaporasi.

Evaporasi mengubah air berwujud cair menjadi air yang berwujud gas sehingga memungkinkan ia untuk naik ke atas atmosfer bumi. Semakin tinggi panas matahari (misalnya saat musim kemarau), jumlah air yang menjadi uap air dan naik ke atmosfer bumi juga akan semakin besar.

Gambar Siklus Hidrologi

2. Transpirasi

Penguapan air di permukaan bumi bukan hanya terjadi di badan air dan tanah. Penguapan air juga dapat berlangsung di jaringan mahluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan. Penguapan semacam ini dikenal dengan istilah transpirasi.

Sama seperti evaporasi, transpirasi juga mengubah air yang berwujud cair dalam jaringan mahluk hidup menjadi uap air dan membawanya naik ke atas menuju atmosfer. Akan tetapi, jumlah air yang menjadi uap melalui proses transpirasi umumnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi.

3. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah penguapan air keseluruhan yang terjadi di seluruh permukaan bumi, baik yang terjadi pada badan air dan tanah, maupun pada jaringan mahluk hidup. Evapotranspirasi merupakan gabungan antara evaporasi dan transpirasi. Dalam siklus hidrologi, laju evapotranspirasi ini sangat mempengaruhi jumlah uap air yang terangkut ke atas permukaan atmosfer.

4. Sublimasi

Selain lewat penguapan, baik itu melalui proses evaporasi, transpirasi, maupun evapotranspirasi, naiknya uap air dari permukaan bumi ke atas atmosfer bumi juga dipengaruhi oleh proses sublimasi.

Sublimasi adalah proses perubahan es di kutub atau di puncak gunung menjadi uap air tanpa melalui fase cair terlebih dahulu. Meski sedikit, sublimasi juga tetap berkontribusi terhadap jumlah uap air yang terangkut ke atas atmosfer bumi melalui siklus hidrologi panjang. Akan tetapi, dibanding melalui proses penguapan, proses sublimasi dikatakan berjalan sangat lambat.

5. Kondensasi

Ketika uap air yang dihasilkan melalui proses evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, dan proses sublimasi naik hingga mencapai suatu titik ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel es berukuran sangat kecil melalui proses kondensasi. Perubahan wujud uap air menjadi es tersebut terjadi karena pengaruh suhu udara yang sangat rendah di titik ketinggian tersebut.

Partikel-partikel es yang terbentuk akan saling mendekati dan bersatu satu sama lain sehingga membentuk awan. Semakin banyak partikel es yang bergabung, awan yang terbentuk juga akan semakin tebal dan hitam.

6. Adveksi

Awan yang terbentuk dari proses kondensasi selanjutnya akan mengalami adveksi. Adveksi adalah proses perpindahan awan dari satu titik ke titik lain dalam satu horizontal akibat arus angin atau perbedaan tekanan udara. Adveksi memungkinkan awan akan menyebar dan berpindah dari atmosfer lautan menuju atmosfer daratan. Perlu diketahui bahwa, tahapan adveksi tidak terjadi pada siklus hidrologi pendek.

7.  Presipitasi

Awan yang mengalami adveksi selanjutnya akan mengalami proses presipitasi. Proses prepitasi adalah proses mencairnya awan akibat pengaruh suhu udara yang tinggi. Pada proses inilah hujan terjadi. Butiran-butiran air jatuh dan membasahi permukaan bumi.

Apabila suhu udara di sekitar awan terlalu rendah hingga berkisar < 0 derajat Celcius, presipitasi memungkinkan terjadinya hujan salju. Awan yang mengandung banyak air akan turun ke litosfer dalam bentuk butiran salju tipis seperti yang dapat kita temui di daerah beriklim sub tropis.

8. Run Off

Setelah presipitasi terjadi sehingga air hujan jatuh ke permukaan bumi, proses run off pun terjadi. Run off atau limpasan adalah suatu proses pergerakan air dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah di permukaan bumi. Pergerakan air tersebut misalnya terjadi melalui saluran-saluran seperti saluran got, sungai, danau, muara, laut, hingga samudra. Dalam proses ini, air yang telah melalui siklus hidrologi akan kembali menuju lapisan hidrosfer.

9. Infiltrasi

Tidak semua air hujan yang terbentuk setelah proses presipitasi akan mengalir di permukaan bumi melalui proses run off. Sebagian kecil di antaranya akan bergerak ke dalam pori-pori tanah, merembes, dan terakumulasi menjadi air tanah. Proses pergerakan air ke dalam pori tanah ini disebut proses infiltrasi. Proses infiltrasi akan secara lambat membawa air tanah kembali ke laut.

Nah, setelah melalui proses run off dan infiltrasi, air yang telah mengalami siklus hidrologi tersebut akan kembali berkumpul di lautan. Air tersebut secara berangsur-angsur akan kembali mengalami siklus hidrologi selanjutnya dengan di awali oleh proses evaporasi.

Macam Macam Siklus Hidrologi

Berdasarkan panjang pendeknya proses yang di alaminya siklus hidrologi dapat dibedakan menjadi 3 macam. Macam macam siklus hidrologi tersebut yaitu siklus hidrologi pendek, siklus hidrologi sedang, dan siklus hidrologi panjang.

      a. Siklus Hidrologi Pendek

Gambar Siklus Hidrologi Pendek
Siklus hidrologi pendek adalah siklus hidrologi yang tidak melalui proses adveksi. Uap air yang terbentuk melalui siklus ini akan diturunkan melalui hujan di daerah sekitar laut. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi pendek ini:
  • Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas matahari.
  • Uap air akan mengalami kondensasi dan membentuk awan.
  • Awan yang terbentuk akan menjadi hujan di permukaan laut.

b. Siklus Hidrologi Sedang

Gambar Siklus Hidrologi Sedang
Siklus hidrologi sedang adalah siklus hidrologi yang umum terjadi di Indonesia. Siklus hidrologi ini menghasilkan hujan di daratan karena proses adveksi membawa awan yang terbentuk ke atas daratan. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi sedang ini:
  • Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas matahari.
  • Uap air mengalami adveksi karena angin sehingga bergerak menuju daratan.
  • Di atmosfer daratan, uap air membentuk awan dan berubah menjadi hujan.
  • Air hujan di permukaan daratan akan mengalami run off menuju sungai dan kembali ke laut

c. Siklus Hidrologi Panjang

Gambar Siklus Hidrologi Panjang
Siklus hidrologi panjang adalah siklus hidrologi yang umumnya terjadi di daerah beriklim subtropis atau daerah pegunungan. Dalam siklus hidrologi ini, awan tidak langsung diubah menjadi air, melainkan terlebih dahulu turun sebagai salju dan membentuk gletser. Berikut penjelasan singkat dari siklus hidrologi panjang ini:
  • Air laut mengalami proses evaporasi dan berubah menjadi uap air akibat adanya panas matahari.
  • Uap air yang terbentuk kemudian mengalami sublimasi
  • Awan yang mengandung kristal es kemudian terbentuk.
  • Awan mengalami proses adveksi dan bergerak ke daratan
  • Awan mengalami presipitasi dan turun sebagai salju.
  • Salju terakumulasi menjadi gletser.
  • Gletser mencair karena pengaruh suhu udara dan membentuk aliran sungai.
  • Air yang berasal dari gletser mengalir di sungai untuk menuju laut kembali.

Nah, demikianlah pemaparan mengenai pengertian siklus hidrologi, proses dan tahapan, serta macam-macamnya. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua dalam pengetahuan ilmu ekosistem. Salam.


CUACA DAN IKLIM

A. Pengertian Cuaca Dan Iklim

 Cuaca

Pengeetian cuaca
Cuaca adalah suatu keadaan udara yang berlangsung pada suatu wilayah, daerah atau lokasi tertentu dan hanya terjadi dalam waktu singkat yakni hanya beberapa jam saja serta dibuktikan dengan adanya perbedaan pada pagi hari dan siang hari.
Apabila kita sering melihat suatu daerah turun hujan lebat sedangkan daerah lain tampak cerah. Maka itulah contoh cuaca. Contoh lainnya, BMKG memprediksi cuaca di Medan besok hari adalah cerah dengan suhu rata-rata maksimum dan minimum 34ºC dan 24ºC.
Ilmu yang memperlajari cuaca adalah meteorologi. Lembaga yang khusus mengamati cuaca secara terus-menerus adalah Badan Meteorologi dan Geofisika. Lembaga ini berpusat di Jakarta.
Badan Meteorologi dan Geofisika atau BMKG bertugas mencatat dan menyelidiki aktifitas udara. Diantaranya suhu udara, tekanan udara, curah hujan, angin dan aktifitas awan. BMKG juga memiliki stasiun-stasiun pemantau cuaca yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Cuaca bisa terjadi karena adanya perbedaan suhu dan kelembaan antara satu daerah dengan daerah lain. Dan perbedaan ini dilatarbelakangi dengan sudut pemanasan matahari yang juga berbeda antara satu daerah dengan daerah lain karena perbedaan lintang bumi.
Perbedaan udara yang tinggi antara daerah beriklim tropis dengan iklim kutub bisa menimbulkan jet strem. Jadi jangan heran apabila kita menyaksikan adanya perbedaan iklim antara wilayah kutub dengan wilayah yang dilewati khatulistiwa.
Selain perbedaan suhu dan kelembaban, cuaca di bumi juga dipengaruhi angin matahari atau star’s corona yang terjadi di angkasa.

Iklim

Pengertian iklim

Iklim adalah suatu keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah yang luas yang ditentukan berdasarkan perhitungan waktu, umumnya selama 11-30 tahun. Ilmu yang mempelajari tentang keadaan iklim adalah klimatologi.
Contohnya kajian iklim untuk wilayah Jepang, China, Indonesia, Amerika Utara dan lain-lain. Wilayah Asia Tenggara beriklim tropis, Asia Utara berkiklmi sub tropis, Wilayah Kutub beriklim dingin dan lain sebagainya.
Ikim suatu daerah dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi suatu wilayah. Artinya adanya perbedaan iklim di suatu daerah dipengaruhi oleh posisi relative matahri terhadap daerah di bumi.
Berdasarkan posisi relative terhadap garis khatulistiwa maka dikenallah kawasan yang memiliki kemiripan iklim yang diakibatkan oleh perbedaan suhu udara.
Diantaranya kawasan tropika dengan garis 23,5°LU-23,5°LS, kemudian subtropika dengan garis lintang 23,5°LU-40°LU dan 23°LS-40°LS, sedang 40°LU-66,5°LU dan 40°LS-66,5°LS, dan terakhir kawasan kutub 66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS-90°LS.
Dan perlu diketahui bahwa matahari merupakan pengendali iklim sekaligus sebagai sumber energy bagi bumi. Sehingga bisa menimbulkan gerak udara dan arus laut.
Kendali iklim tersebut ialah distribusi darat dan air, tekanan udara tinggi dan rendah, massa udara dan pegunungan, arus dan ombak laut serta badai.

B. Perbedaan Cuaca Dan Iklim

Dari pengertian dan penjelasan diatas bahwa perbedaan antara cuaca dan iklim terletak pada 2 hal yaitu luas daerah dan lamanya waktu pengamatan. Dari 2 hal ini bisa disimpulkan:
  • Cuaca merupakan suatu keadaan yang memiliki daerah cakupan dan pengamatan yang lebih sempit dibandingkan iklim yang cakupannya lebih luas.
  • Pengamatan terhadap cuaca dilakuakn selama 24 jam sedangkan iklim pengamtan dilakukan selam 11-30 tahun.
  • Pada cuaca sifat cepat berubah sedangkan iklim sifat sangat sulit berubah.
  • Dan prakiraan pada cuaca termasuk mudah sedangkan iklim termasuk sulit.

C. Unsur-Unsur Cuaca Dan Iklim

Cuaca dan iklim bisa terbentuk karena ada unsur penyusunnya. Ada 7 unsur penyususn cuaca dan iklim diantaranya adalah sinar matahari, suhu, kelembaban udara, tekanan udara, angin, curah hujan dan awan.
Unsur-unsur Cuaca

 Sinar Matahari

Bumi sebagaimana diketahui beredar mengelilingi matahari pada porosnya. Dan dikenal dengan istilah rotasi. Sedangkan bumi yang beredar mengelilingi matahari berdasarkan lintasan orbitnya disebut revolusi.
Kedua hal ini sangat mempengaruhi perubahan cuaca dan iklim, termasuk juga unsur penyusunnya.
Karena adanya proses rotasi dan revolusi ini maka maka matahari yang bersinar akan memancarkan sinarnya ke segala arah dan bumi yang mengitarinya akan menerima sinar tersebut.
Karena bumi berbentuk elips, jadi tidak seluruh permukaan bumi tersinari matahari, tentu ada sisi yang tidak tersentuh sinar secara bersamaan.
Waktu penerimaan sinar matahari di suatu daerah dipengaruhi oleh garis lintang dan garis bujur. Jadi makin tinggi letak lintang suatu daerah tersebut maka penyinaran matahari yang sampai ke daerah tersebut akan makin berkurang.
Sehingga waktu siang hari di daerah tersebut semakin pendek dan begitu juga sebaliknya. Contoh negara Chili dan Argentina waktu siangnya hanya 9 jam sedangkan negara Skandinavia dan Rusia waktu siangnya 21 jam dan 19 jam.
Selain penyinaran matahari, pergerakan unsur di atmosfer juga bisa mempengaruhi unsur pembentuk cuaca dan iklim.
Kita ambil contoh, awan yang terdapat pada lapisan troposfer akan menghalangi sinar matahari yang masuk ke daerah tersebut, sehingga secara tidak langsung daerah tersebut tidak mendapat penyinaran matahari.
Proses sinar matahari masuk ke permukaan bumi disebut insolasi. Sinar matahari yang masuk akan mengakibat suhu permukaan bumi menjadi lebih panas. Proses ini dinamakan radiasi. Dan radiasi inilah yang menajadi sumber utama bagi bumi.
Seperti yang disebut diatas bahwa matahari adalah sumber panas bagi bumi. Sumber panas ini dapat berlangsung melalui 2 proses pemanasan yakni pemanasan secara langsung dan pemanasan tidak langsung.
 Pemanasan Secara Langsung
Pemanasan secara tidak langsung terbagi lagi menjadi 3 proses diantaranya:
a. Proses Absorbsi
Proses absorbsi adalah proses penyerapan unsur-unsur radiasi matahari. Contoh: sinar gamma, sinar X dan sinar ultraviolet. Adapun unsur yang menyerap radiasi matahari ini ada Oksigen (O2), Nitrogen (N), Ozon (O3), Hidrogen (H2) dan partikel debu.
b. Proses Refleksi
Proses Refleksi adalah proses pemanasan matahari terhadap udara yang kemudian dipantulkan kembali ke angkasa oleh butiran air (H2O), awan dan partikel-partikel sejenis di atmosfer
c. Proses Difusi
Proses difusi yakni suatu proses pemanasan berupa sinar gelombang pendek berwarna biru yang berhamburan ke segala arah. Proses ini yang akan menyebabkan langit berwarna biru.
Pemanasan Tidak Langsung
Pemanasan tidak langsung bisa berlangsung dengan 4 cara berikut:
a. Konduksi
Konduksi adalah proses penyerapan panas dari matahari menuju lapisan udara bagian bawah dan lapisan udara tersebut akan memberikan panas pada lapisan udara ditasnya
b. Konveksi
Konveksi adalah penyerapan panas atau pemberian panas dari matahari yang kemudian bergerak ke atas akibat udara.
c. Adveksi
Adveksi adalah penyerapan panas atau pemberian panas dari matahari yang bergerak mendatar akibat udara.
d. Turbulensi
Turbulensi adalah penyerapan panas atau pemberian panas dari pergerakan udara yang tidak terarah dan berputar-putar ke atas. Namun sebagian panas yang dipantulkan akan kembali lagi ke atmosfer.

Suhu

Perbedaan tingkat radiasi sinar matahri yang masuk ke permukaan bumi akan menyebabkan daerah satu dengan lainya memiliki perbedaan suhu. Sederhananya radiasi sinar yang sampai ke permukaan bumi akan diserap dan sebagian lagi dipantulkan.
Pantulan ini yang akan mempengaruhi suhu di daerah tersebut. Jadi daerah atau kawasan atau bagian bumi yang berada pada posisi garis lintang 0o¬-23o akan mengalami pemanasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah kutub.
Wilayah atau daerah yang tinggi bersuhu lebih sejuk dibanding daerah dataran rendah. Hal ini karena sinar yang masuk ke permukaan bumi melalui gelombang pantul dari permukaan.
Dataran tinggi seperti pegunungan tidak seperti dataran rendah yang membentang luas sehingga proses pemantulan sinar matahari jadi gak maksimal.
Kemudian ditambah lagi dengan kerapatan udara di dataran tinggi lebih renggang dibandingkan dengan di dataran rendah. Sehingga proses penyerapan udara di dataran tinggi kurang menyerap panas yang berasal dari bumi.
Sama halnya dengan pemanasan di darat akan lebih cepat jika dibandingkan dengan perairan karena keadaan daratan yang padat serta sulit dijangkau oleh sinar matahari.
Karena pemanasan di daerah perairan berlangsung sangat lambat disebabkan air yang selalu bergerak dan dapat dijangkau dengan sinar atau cahaya matahari.
Dari keterangan yang diatas, proses penerimaan panas matahari agar sampai ke bumi bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
  • Sudut datang cahaya matahari yang masuk ke permukaan bumi berada pada posisi tegak lurus atau miring.
  • Semakin lama sinar matahari yang masuk ke permukaan bumi maka semakin panas kawasan atau daerah tersebut.
  • Keadaan relief atau garis kontur permukaan bumi meliputi gurun pasair, dataran hijau, pegunungan dan laut.
  • Banyak maupun sedikitnya awan atau uap air yang ada di udara.

 Kelembaban Udara

Ketika sinar yang masuk ke permukaan bumi maka akan menimbulkan perbedaan suhu di masing-masing wilayah.
Begitu juga dengan pemanasan yang terjadi akan menyebabkan penguapan baik di darat maupun di laut. Yang mana akan membentuk suatu gumpalan yang termuat atau terkumpul di udara.
Jadi kandungan uap yang terkumpul di udara ini disebut kelembaban udara. Kelembaban udara tidak stabil namun berubah-ubah tergantung pada pemanasan yang terjadi.
Jadi apabila semakin tinggi suhu udara di daerah atau kawasan tersebut maka akan semakin tinggi pula tingkat kelembaban udara di daerah atau kawasan tersebut.
Hal ini dikarenakan udara yang mengalami pemanasan akan merenggang dan kemudian diisi dengan uap air.
Kelembaban uang air yang tekumpul dalam jumlah dan suhu tertentu dibandingkan dengan kandungan uap yang terkumpul di dalam udara disebut kelembaban relative.
Kelembaban relative ini biasanya dinyatakan dalam persen. Seperti formula dibawah ini:
Kelembaban relatif = e/E x 100%
Dimana, e adalah jumlah uap air atau lembab absolut dan E adalah jumlah uap air yang terkandung di dalam udara.
Contoh:
Berdasarkan data dari BMKG wilayah Sumatera Utara dinyatakan bahwa suhu udara di kawasan Medan adalah 25oC, sedangkan setiap 1 m3 udara mampu memuat kandungan uap air sebesar 45 g. Jika udara pada suhu tersebut mampu mengandung 67,5 g uap air, maka tentukanlah kelembaban relatifnya!
Jawaban:
Kelembaban relatif = e/E x 100% = 45/67,5 x 100% = 66,6 %
Jadi kelembaban relative di kawasan tersebut adalah 66,6 %.
Selain kelembaban relatif ada juga jenis kelembaban lain yang disebut dengan kelembaban absolut. Kelembaban absolut adalah jumlah uap air dalam satuan gram tiap 1 m³ udara.

Tekanan Udara

Tekanan udara adalah unsur keempat penyusun cuaca dan iklim. Tekanan udara merupakan suatu gaya yang muncul atau timbul akibat adanya berat atau massa dari lapisan udara. Jadi udara yaitu sejumlah gas yang terkumpul yang memiliki massa dan menempati ruang.
Jadi dapat dipahami bahwa tekanan memiliki massa sedangkan udara memiliki tekanan. Suhu seperti yang telah dijelaskan diatas sangat mempengaruhi tekanan udara di suatu kawasan.
Apabila suhu di suatu daerah atau kawasan semakin tinggi maka tekanan udara akan semakin rendah.Sehingga bisa dipahami suhu dengan tekanan berbanding terbalik. Hal ini dikarenakan sifat udara adalah merenggang.
Demikian juga halnya jika suhu semakin rendah maka tekanan udara akan makin panas. Karena suhu sangat mempengaruhi tekanan di suatu daerah atau kawsan di permukaan bumi.
Alat yaag digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah baromter raksa. Alat ini pertama kali ditemukan oleh Torri Celli pada tahun 1943.
Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb). Seperti formula berikut ini:
1 mb = ¾ mm tekanan air raksa 9t.a.r) atau 1.013 mb = 76 cm t.a.r

Angin

Unsur kelima kali ini erat kaitannya dengan tekanan udara. Kenapa? Karena Angin dipengaruhi oleh tekanan udara yang berlangsung suatu daerah.
Jadi apabila jika ada tekanan udara yang berbeda di antara 2 kawasan maka udara di salah satu kawasan tersebut akan bergerak atau berpindah ke kawasan lain yang memiliki tekanan udara yang rendah.
Analoginya begini, udara akan bergerak ke tekanan udara yang lebih tinggi menuju ke tekanan udara yang lebih rendah.
Begitu juga halnya udara akan bergerak ke daerah yang lebih dingin menuju daerah yang lebih panas. Udara yang bergerak maupun berpindah ini yang kemudian disebut dengan angin.
Kita katakana bahwa angina adalah udara yang bergerak. Namun ada tiga hal penting yang menyangkut sifat angin, diantaranya:
 Sifat Angin
  • Kekuatan Angin
  • Arah Angin
  • Kecepatan Angin
a. Kekuatan Angin
Menurun hukum Stevenson bahwa kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient barometric. Gradient barometric merupakan angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar pada setiap jarak 15 meridiam atau 111 km.
b. Arah Angin
Satuan yang digunakan untuk menghitung besarnya arah angina adalah derajat.
1o untuk angina arah Utara.
90untuk angina arah Timur.
180o untuk angina arah Selatan.
270o derajat untuk angina arah dari Barat.
Menurut imuwan bernama Buys Ballot, udara akan bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi menuju daerah yang  bertekanan rendah. Pergerakan udara di belahan bumi utara akan berbelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan bergerak ke kiri.
Pergerakan arah angina bisa dipengaruhi oleh tiga faktor diantaranya:
  • Gradient Barometrik
  • Rotasi atau perputaran bumi
  • Kekuatan yang menahan atau rintangan.
Apabila gradient barometric semakin besar maka, maka semakin besar pula kekuatannya. Atau bisa diistilahkan berbanding lurus. Akan tapi berbanding terbalik dengan arah.
Artinya apabila angin kekuatannya besar maka akan sulit berbelok arah. Coba perhatikan bahwa bumi yang kita huni berbentuk bulat, sehingga akan menyebabkan pembelokan arah angin.
Pembelokan arah angin di garis ekuator sama dengan nol (0). Artinya pergerakan angin makin ke kutub akan semakin besar.
Pembelokan arah angin yang mencapai 90o sehingga sejajar dengan garis isobar dikenal dengan angin geotropic. Dan hal ini biasanya terjadi di iklim sedang diatas samudra.
Angin dapat dibelokkan ke atas, kiri dan kanan apabila ada kekuatan yang mampu menahannya. Contohnya di lereng gunung yang tinggi.
c. Kecepatan Angin
Atmosfer yang tepat berada di lapisan bumi akan ikut berotasi dengan bumi. Jadi secara tidak langsung molekul udara akan ikut bergerak ke arah timur seperti halnya dengan gerak rotasi bumi.
Kecepatan gerak ini dikenal dengan kecepatan linier. Karena bentuk bumi bulat maka kecepatan linier akan makin kecil apabila semakin dekat ke kutub..
Untuk mengukur kecepatan angin di udara bisa menggunakan alat anemometer.
Sistem Angin
Sistem angin terbagi menjadi 5 diantaranya:
a. Angin Passat
Angin pasat adalah angin yang bertiup setiap tahun dari daerah subtropis ke daerah ekuator atau khatulistiwa. Angin pasat terbagi lagi menjadi dua yaitu:
Angin passat timur laut bertiup ke belahan bumi utara dan angin passat tenggara bertiup ke belahan bumi selatan.
Kedua angin ini sering bertemu di garis kahatulistiwa. Ini dikarenakan suhu di daerah tropis tinggi sehingga memaksa massa udara untuk naik secara vertical atau konveksi.
Daerah tempat bertemunya kedua angin ini disebut dengan Daerah Konvergensi Antar Tropik.
b. Angin Anti Passat
Angin anti pasaat adalah angin atau udara yang berada di garis khatulistiwa yang mengalir ke daerah kutub kemudian turun ke daerah maksimum subtropik.
Daerah yang dilalui garis lintang 20o – 30o LU dan LS. Angin anti passat akan turun secar vertical sebagai angin kering. Dan angin kering ini akan menyerap air di udara dan permukaan daratan.
Sehingga terbentuklah gurun di permukaan bumi. Contohnya Gurun Sahara, Gurun Arab Saudi, Gurun Australia.
c. Angin Barat
Angin barat adalah angin yang berasal dari daerah maksimum subtropis utara dan selatan mengalir ke wilayah sedang utara dan sedang selatan.
Pergerakan angin barat di belahan bumi selatan sangat besar berbeda halnya di belahan bumi utara tidak begitu terasa. Karena di belahan bumi selatan terletak pada garis lintang 60o LS.
d. Angin Timur
Angin timur adalah angin yang mengalir ke daerah minimum pada derajat 60o LU/LS. Angin timur bersifat dingin karena angin tersebut berasal dari daerah kutub.
e. Angin Muson (Monsun)
Angin muson adalah angin yang pergerakannya selalu berganti arah setiap 6 bulan. Biasanya pada 6 bulan pertama bertiup angin darat dan 6 bulan kedua bertiup angin laut yang basah.

Curah Hujan

Hujan merupakan jatuhnya air dari udara menuju ke permukaan bumi. Air yang jatuh ke bumi bisa mengandung asam kuat atau asam lemah. Dan biasanya jatuhnya berbentuk cair atau juga padatan. Misalnya salju.
Proses terjadinya hujan diakibatkan karena pemanasan dari sinar matahari. Gumpalan uap air akibat kelembaban udara akan naik ke atmosfer. Yang selanjutnya akan mengalami proses kondensasi sehingga membentuk awan atau padatan air.
Awan semakin lama akan main berat karena kandungan air yang naik ke atmosfer akan makin banyak. Jika uap air di awan mencapai pada titik tertentu, maka angin akan membawa awan tersebut hingga turunlah hujan dalam bentuk titik-titik air.

 Awan

Awan merupakan kumpulan uap air atau kristial es dalam jumlah besar yang berada di lapisan atmosfer. Mungkin sering kita menjumpai pada musim kemarau sangat sedikit awan terbentuk di udara. Hal ini dikarenakan proses penguapan yang terjadi terlalu sedikit.
Namun beda halnya pada musim hujan. Maka akan didapati banyaknya awan yang terbentuk dan bervariasi. Ini disebabkan uap air yang terkandung di awan berjumlah cukup banyak.
Awan dapat dibedakan menjadi 4 bentuk, yaitu:
  • Awan Cumulus: adalah awan putih yang berkelompok-kelompok. Jenis awan ini sering ditemui pada siang atau sore hari.
  • Awan Sratus: adalah jenis awan yang berbentuk seperti kumpulan selimut yang berlapis-lapis dan relative cukup luas dan lebar.
  • Awan Cirrus: adalah jenis awan yang posisinya lebih tinggi sekaligus tipis ibarat tabir.
  • Awan Nimbus: adalah jenis awan berwana gelap namun berbentuk yang tidak menentu. Apabila melihat awan ini menandakan akan turun hujan.
Sebenarnya ada banyak jenis awan yang sering kita jumpai, seperti awan cumulonimbus. Awan ini berbentuk gumpalan dengan warna gelap yang biasanya disertai dengan petir yang bisa menyambar kapan saja dan juga hujan lebat.
Apabila awan ini kita jumpai, maka disarankan untuk tetap berada di dalam rumah atau menghentikan aktifitas berkendara. Karena sangat berbahaya terutama lagi bagi penerbangan.

D. Macam-Macam Cuaca, Pengertian Dan Gambarnya

Berdasarkan unsur pembentuknya, maka macam-macam cuaca dan iklim yang berlangsung di suatu wilayah tergantung dalam jangka waktu tertentu.
Perubahan udara ini dipengaruhi oleh musim yang berganti setiap bulannya. Dan cabagng ilmu geografi yang mempelajari cuaca ini adalah meteorologi.
Ada beberapa cuaca yang terjadi di bumi dan Indonesia diantaranya:

4.1. Macam-Macam Cuaca

Macam-macam Cuaca dan Iklim

Cuaca Cerah
Cuaca cerah adalah cuaca terjadi dengan ciri-ciri matahari bersinar terang dan udara terasa hangat atau tidak begitu panas. Biasanya hujan tidak akan turun saat cuaca cerah. Tetapi pada cuaca cerah angin akan berhembus semilir.
Kemudian pada siang harinya, akan terdapat awan yang berlapis-lapis tipis seperti menyerupai kapas yang berwarna putih bersih.
Lalu pada saat matahari terbit maupun tenggelam maka tampak di langit berwana merah atau kuning cerah. Sedangkan pada malam harinya banyak bintang bertaburan di langit.
Cuaca Panas
Timbulnya cuaca panas tidak terlepas dari meningkatnya suhu udara di permukaan bumi. Jadi faktor utama yang menyebabkan cuaca panas adalah cahaya matahari.
Ketika tengah hari atau siang hari, matahari akan tegak lurus ke atas permukaan bumi sehingga terasa sangat panas bahkan menyengat. Bisa mencapai 30oC.
Selain itu ketinggian juga faktor kedua yang menyebabkan udara terasa panas. Jadi semakin tinggi suatu tempat atau wilayah, suhu udara akan semakin turun. Inilah alasan kenapa suhu di dataran tinggi lebih sejuk dibandingkan dataran rendah.
Cuaca Berawan
Cuaca berawan adalah kondisi cuaca disaat terlihat banyak awan di langit. Cahaya matahari akan ditutupi oleh awan sehingga membuat suhu permukaan bumi seketika tidak terasa panas.
Beberapa awan akan ikut bergerombol dan membentuk awan yang besar. Awan besar ini bisa berpotensi mendung sehingga sebagai tanda akan turunnya hujan.
Cuaca Dingin
Cuaca dingin adalah keadaan cuaca di suatu daerah yang ditandai dengan tingginya tingkat kelembaban udara, ditambah dengan suhu udara yang rendah dan meningkatnya angin yang bertiup kencang.
Cuaca Hujan
Cuaca hujan adalah kondisi cuaca disaat banyaknya uap air di lapisan atmosfer. Uap air terjadi disebabkan adanya proses pemanasan matahari terhadap air di bumi meliputi air laut, danau, sungai dan samudra.
Uap air tersebut akan membentuk gumpalan awan. Ketika sudah mencapai suhu pada titik tertentu, uap air akan membentuk titik air. Lalu titik air akan berubah menjadi tetesan air.
Apabila tetesan air semakin banyak dan berat maka akan jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan. Hujan yang turun ke bumi terkadang disertai dengan badai.
Badai tersebut bisa berupa angin kencang disertai guntur dan kilat. Dan badai ini bisa saja menyebabkan kerusakan di permukaan bumi.
Cuaca Berangin
Cuaca berangin adalah kondisi cuaca yang ditandai dengan angin bertiup kencang sehingga bisa menerbangkan benda-benda ringan yang disekeliling atau dilaluinya.
Saat daerah ditimpa cuaca berangin maka bisa berpotensi merobohkan bangunan. Kecepatan angin sebenarnya bisa diukur dengan anenometer.
Sehingga kita bisa mengetahui dan mengantasipasi daerah yang berpotensi terkena angin kencang. Umumnya cuaca berangin ditandai dengan langit agak berawan dan suhu menjadi lebih dingin.

Macam-Macam Iklim

Iklim terjadi karena adanya gerak rotasi dan revolusi bumi serta adanya perbedaan garis lintang dan bujur di masing-masing negara atau wilayah.
Sejauh ini ada 6 iklim yang terjadi di bumi, diantaranya adalah
Iklim Matahari
Iklim matahari digolongkan berdasarkan banyak atau tidaknya sinar matahri yang diterima langusng oleh permukaan bumi. Iklim matahari dibagi menjadi beberapa daerah atau wilayah, diantaranya:
  • Wilayah iklim tropis: 0o – 23,5o LU/LS
  • Wilayah iklim subtropis: 23,5o – 40o LU/LS
  • Wilayah iklim sedang: 40o – 66,5o LU/LS
  • Wilayah iklim dingin: 66,5o – 90o LU/LS
Iklim Kodrat
Iklim kodrat adalah iklim yang dibagi berdasarkan batas kehidupan tumbuh-tumbuhan dan batas iklimnya berdasarkan garis isoterm di bulan terpanas dan terdingin.
Iklim Koppen
Iklim koppen adalah iklim yang digolongkan berdasarkan curah hujan dan temperatur. Koppen membagi iklim menjadi 5 wilayah yang dinyatakan dengan berbagai simbol huruf, seperti berikut ini:
  • Iklim A: Iklim Hujan Tropis
Iklim A ditandai dengan suhu bulan sangat dingin yakni 18oC, Curah hujan tinggi setiap tahun yakni rata-rata 70cm/tahun. Tumbuhan beraneka macam.
  • Iklim B: Iklim Kering atau Gurun
Iklim B bisanya terjadi di daerah gurun atau semi arid atau steppa. Dan ditandai dengan curah hujan terendah 25,5 mm/tahun serta penguapannya besar.
  • Iklim C: Iklim Sedang
Iklim C ditandai dengan suhu bula sangat dingin yakni 18oC – -3oC.
  • Iklim D: Iklim Salju atau Mikrothermal
Iklim D adalah iklim yang ditandai dengan suhu rata-rata bulan sangat panas yakni 10oC dan sangat dingin -3oC.
  • Iklim E: Iklim Kutub
Iklim E bisanya terjadi di daerah Samudra Arktik dan Antartika. Dan suhu tidak lebih dari 10oC. Tidak pernah panas.
Menurut analisa Koppen iklim di Indonesia terbagi menjadi 3 tipe iklim yaitu Iklim A untuk sebagian besar wilayahnya, Iklim C untuk daerah pegunungan dan Iklim E untuk puncak Jaya Wijaya.
Koppen membagi lagi iklim tipe A menjadi 3 sub tipe diantaranya:
  • Iklim Af adalah iklim A dengan curah hujan rata-rata perbulan 60 mm. Dan terjadi tiap tahun.
  • Iklim Aw adalah tipe iklim A dengan musim kering yang cukup panjang (Savana).
  • Iklim Am adalah iklim peralihan antara Af dan Aw. Karena ini iklim peralihan maka persediaan tanah cukup air sehingga vegetasi dapat terus berlangsung.
Iklim Schmidt – Ferguson
Iklim Schmidt – Ferguson adalah iklim yang  disebut dengan Iklim model Q. Karena iklim ini didasarkan dengan indeks nilai Q.
Untuk dapat menentukan nilai Iklim Schmidt – Ferguson maka bisa gunakan rumus berikut:
Q = (Rata-rata bulan kering : Rata-rata bulan basah) x 100%
Tipe iklim menurut Schmidt – Ferguson adalah
TipeQ
A0 – 14,3%
B14,3 – 33,3 %
C33,3 % – 60 %
D60 % – 100 %
E100 % – 167 %
F167 % – 300 %
G300 % – 700 %
HLebih dari 700 %
Iklim Oldmen
Iklim Oldmen adalah iklim yang ditemukan oleh Oldmen pada tahun 1975. Iklim Oldmen hampir sama dengan metode Schmidt – Ferguson hanya saja Oldmen memakai unsur hujan curah hujan  sebagai dasar klasifikasi iklim.
Iklim Oldmen selalu dikaitakn dengan pertanian sehingga sering disebut dengan zona agroklimat. Iklim Oldmen  ini sangat cocok di daerah pertanian yang datanya bisa sebagai indikator dalam menanam berbagai jenis pertanian.
Oldmen membagi zona agroklimat menjadi 5 wilayah, diantaranya:
Zona AAnalisa
AJika terdapat lebih dari 9 bulan basah beurutan
BJika terdapat 7 – 9 bulan basah berurutan
CJika terdapat 5 – 6 bulan basah berurutan
DJika terdapat 3 – 4 bulan basah berurutan
EJika terdapat kurang dari 3 bulan basah beurutan
Metode Oldmen menggunakan istilah bulan basah dan bulan kering. Untuk bulan basah Oldmen menggunakan metode berikut:
  • Bulan basah apabila curah hijan lebih dari 200 mm
  • Bulan lembab dengan indikator curah hujan 100 mm – 200 mm
  • Dan bulan kering jika curah hujan kurang dari 100 mm.
Iklim F. Junghuhn
Iklim F. Junghuhn adalah menggolongkan atau mengjlasifikasikan iklim yang di Pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan ekosistem atau tumbuh-tumbuhan.
Iklim F. Junghuhn membaginya berdasarkan 4 daerah yakni:
DaerahTinggi TempatSuhuTanaman
Panas/Tropis0 – 600 m dpl26,3oC – 22oCPalawija, kelapa, karet, coklat, tembakau.
Sedang600 m – 1500 dpl22oC – 17,1oCPadi, the, tembakau, kopi, coklat, kina dan sayur-sayuran.
Sejuk1500 m – 2500 m dpl17,1oC – 11,1oCKopi, tehm kina dan sayur-sayuran.
DinginLebih dari 2500 dpl11,1oC – 6,2oCTidak ada tanaman yang bisa dibudidaya.


GEOLOGI

GEOLOGI
 Geologi adalah Ilmu yang mempelajari material bumi secara menyeluruh, termasuk asal mula, struktur, penyusun kerak bumi, proses - proses yang berlangsung selama dan atau setelah pembentukannya, dan yang sedang 
berlangsung,  hingga menjadikan keadaan bumi seperti saat ini.




Geologi memiliki beberapa cabang ilmu lain yang lebih spesifik, antara lain :
1. Mineralogi
Studi tentang mineral secara megaskopis dan menentukan nama mineral dari hasil deskripsi (sifat fisik, belahan, goresan, warna, kilap, dll)
2. Petrologi
Studi tentang batuan, asal mula pembentukannya, klasifikasinya, tempat pembentukan dan pengendapannya, serta penyebarannya baik di dalam maupun di luar perut bumi.
3. Geologi Struktur (King of Geology)
Studi mengenai perubahan bentuk2 kerak bumi yg diakibatkan oleh gaya sehingga menghasilkan struktur geologi berupa lipatan, patahan, kekar, dan lain2.
4. Geomorfologi
Studi tentang bentang alam dan proses-proses yang mempengaruhinya.
5. Stratigrafi (Queen of Geology)
studi tentang perlapisan batuan, penyebaran, komposisi, ketebalan, umur dan korelasi lapisan batuan.
6. Geokimia
pada dasarnya adalah studi mengenai komposisi kimia bumi. mempelajari keberadaan unsur2 isotop di bumi, dll.
7. Paleontologi
Studi tentang segala aspek kehidupan masa lampau berupa fosil baik makro ataupun mikro yg di temukan dalam batuan.
8. Geologi Terapan
Penerapan Geologi untuk kepentingan manusia pada bidang tertentu. misal: Geologi Pertambangan, Geologi batubara, Geologi Minyak dan Gas bumi, Hidrogeologi, dsb.



Laporan Evaluasi Tingkat Aktivitas Gunungapi Bulan Oktober 2017 



A. TINGKAT AKTIVITAS GUNUNGAPI
1. TINGKAT AKTIVITAS LEVEL IV (AWAS)
G. Sinabung
G. Sinabung secara administratif terdapat di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, terletak pada koordinat Longitude 98.3920 dan Latitude 3.170 , tinggi puncak 2460 meter di atas permukaan laut.
Kegempaan: Selama Oktober 2017 kegempaan didominasi oleh gempa Guguran dan Low Frequency masing-masing terekam sebanyak 1666 dan 584 kejadian perbulan, untuk gempa erupsi terekam selama Oktober 2017 sebanyak 55 kejadian perbulan.

 2. TINGKAT AKTIVITAS LEVEL III (SIAGA)
G. Agung
G. Agung secara administratif terdapat di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, terletak pada koordinat Longitude 115.5080 dan Latitude 8.3420 , tinggi puncak 3142 meter di atas permukaan laut.
Kegempaan: Selama Oktober 2017 kegempaan didominasi oleh gempa Vulkanik Dangkal (VB) dan gempa Vulkanik Dalam (VA) masing-masing terekam sebanyak 6248 dan 11207 kejadian perbulan.


KESIMPULAN
    • G. Sinabung pada Tingkat Aktivitas Level IV (AWAS) kondisi visual dan kegempaan masih tinggi, sehingga potensi ancaman bahaya erupsi G. Sinabung masih tinggi khususnya Guguran dan Awan panas guguran yang umumnya mengarah ke tenggara – timur, erupsi-erupsi masih berlangsung tiap hari. Tidak tercatat adanya korban harta maupun jiwa.
    • Gunungapi pada Tingkat Aktivitas Level III (SIAGA) sebanyak 1 (satu) gunungapi yaitu G. Agung, secara visual maupun kegempaan masih relative tinggi, tidak ada kejadian bencana yang mengakibatkan korban harta dan jiwa.
    • Gunungapi pada Tingkat Aktivitas Level II (WASPADA) sebanyak 18 gunungapi secara visual maupun kegempaan masih relatif tinggi, tidak ada kejadian bencana yang mengakibatkan korban harta dan jiwa.
    • Gunungapi pada Tingkat Aktivitas Level I (NORMAL) sebanyak 49 gunungapi kondisinya belum menunjukan adanya peningkatan aktivitas, tidak ada kejadian korban dari pengunjung maupun wisatawan.

    Sekilas tentang geomorfologi








    Salam sejahtera..... Puji syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat serta petunjuknya, Sehingga Saya dapat mengisi pada halaman blogger ini untuk dijadikan sebagai sarana ajang ide-ide kreatif, dan Ilmu pengetahuan tujuan utama blog ini adalah semoga isi dari pada blog bermanfaat bagi semua kalangan Blog ini memuat tentang “INFORMASI GEOGRAFI YANG DILIHAT SECARA FISIK mudah-mudahan yang sangat membantu sobat blogger sekalian. Walaupun blog ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pengunjung.
    Saya mengucapkan terima kasih kepada sobat blogger yang menjadi inspirasi saya yang telah membantu saya dapat mengerti tentang bagaimana cara saya membuat blog ini.
    Semoga blog ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pengunjungnya. Walaupun blog ini tidak memiliki kelebihan dan banyak kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

    A. Pengertian Geomorfologi

    Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam. Mula-mula orang memakai kata fisiografi untuk ilmu yang mempelajari tetang ilmu bumi ini, hal ini dibuktikan pada orang-orang di Eropa menyebut fisiografi sebagai ilmu yang mempelajari rangkuman tentang iklim, meteorologi, oceanografi, dan geografi. Akan tetapi orang, terutama di Amerika, tidak begitu sependapat untuk memakai kata ini dalam bidang ilmu yang hanya mempelajari ilmu bumi saja dan lebih erat hubungannya dengan geologi. Mereka lebih cenderung untuk memakai kata geomorfologi.

    B. Bentuk Permukaan Bumi dan Berbagai Macam Aktivitas yang Ada di dalamnya

    • Daratan
    1. Dataran Rendah

    Salah satu bentuk muka bumi adalah dataran rendah yang merupakan hamparan luas tanah, bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m dpal. Di Indonesia, aktivitas penduduk di daerah dataran rendah yang dominan adalah permukiman dan pertanian. Di Pulau Jawa, lahan dataran rendah dimanfaatkan oleh penduduk untuk bercocok tanam padi sehingga Jawa menjadi pulau penghasil padi terbesar di Indonesia. Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu di daerah dataran rendah, pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dapat dilakukan oleh penduduk. Di daerah dataran, lahan yang subur banyak dijumpai karena biasanya berupa tanah aluvial (hasil endapan sungai yang subur). Dataran rendah dekat dengan pantai hingga banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut. Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian perlahan berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia maupun dunia, terdapat di dataran rendah. Aktivitas pertanian di dataran rendah biasanya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup banyak tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah. Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran rendah adalah tsunami, banjir, dan gempa. Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tak mampu lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air bisa terjadi karena disebabkan oleh aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar, pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya sampah di sungai yang menghambat aliran sungai. Bencana banjir mempunyai beberapa tanda yang dapat kita lihat. Secara umum, tanda-tanda tersebut antara lain sebagai berikut. Terjadinya hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi tanpa disertai dengan proses infiltrasi (penyerapan) yang baik. Air melebihi batas sempadan sungai sehingga meluap dan akhirnya menggenangi daerah sekitarnya. Air yang jatuh ke permukaan tidak dapat mengalir dengan baik disebabkan oleh saluran drainase yang ada tidak berfungsi dengan baik sehingga air tersumbat dan tidak dapat mengalir dengan baik. Air tidak dapat menyerap ke dalam tanah karena berkurangnya vegetasi sebagai penyerap atau penyimpan air. Apa saja yang harus dilakukan untuk menghindari banjir? Agar terhindar dari bencana banjir, sebaiknya perhatikanlah hal-hal berikut ini. Hindari tinggal di wilayah-wilayah yang rentan bahaya banjir, seperti di dataran banjir atau dataran yang biasa terkena banjir. Tinggikan bangunan tempat tinggal hingga perabotan rumah dan peralatan listrik aman dari genangan air. Bersama-sama dengan anggota masyarakat lainnya membangun tanggul yang cukup tinggi untuk menghambat air masuk ke lingkungan tempat tinggal kita. Pantai merupakan bagian dari dataran rendah yang berbatasan dengan laut. Ancaman bencana di daerah pantai yang mengancam penduduk adalah tsunami. Apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari bahaya tsunami? kalian sebaiknya menyiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya tsunami dengan memperhatikan hal-hal berikut ini. Jika kalian tinggal di daerah pantai dan merasakan adanya gempa kuat yang disertai dengan suara ledakan di laut, sebaiknya segera bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami. Segera tinggalkan daratan pantai tempat kalian tinggal jika gempa kuat terjadi. Jika melihat air pantai mendadak surut sehingga dasar laut tampak jelas, segera jauhi pantai karena hal itu merupakan peringatan alam bahwa akan terjadi tsunami. Tanda-tanda alam lainnya yang terkadang terjadi seperti banyaknya ikan di pantai dan tiba-tiba banyak terdapat burung. Seringkali gelombang tsunami yang kecil disusul oleh gelombang raksasa di belakangnya. Oleh karena itu, kalian harus waspada. Lembaga pemerintah yang berwenang biasanya selalu memantau kemungkinan terjadinya tsunami. Oleh karena itu, jika belum ada pernyataan “keadaan aman”,  sebaiknya tetap menjauhi pantai. Bentuk muka bumi juga mempengaruhi potensi bencana alam, potensi bencana yang juga mengancam daerah pantai adalah gempa. Sebenarnya tidak semua wilayah pantai di Indonesia berpotensi gempa. Wilayah pantai Indonesia yang berpotensi gempa adalah Pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa sampai Nusa Tenggara berpotensi gempa. Pantai di Pulau Kalimantan relatif aman dari gempa karena jauh dari pusat gempa. Wilayah lainnya adalah Sulawesi, Maluku, Papua, dan sejumlah pulau lainnya. Ancaman gempa juga mungkin terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan. 

    2. Bukit dan Perbukitan 

    Bentuk lain dari muka bumi adalah Bukit yang merupakan bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah di sekelilingnya, dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti gunung. Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu. Di daerah perbukitan, aktivitas permukiman penduduk tidak seperti di dataran rendah. Permukiman tersebar pada daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk biasanya memanfaatkan lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman umumnya dibangun di kaki-kaki perbukitan atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan mata air atau sungai sebagai sumber air untuk aktivitas penduduk. Di daerah perbukitan, pada umumnya aktivitas pertanian adalah pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah-pindah seperti di Kalimantan. Tanaman yang ditanam umumnya berupa umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi. Aktivitas ekonomi di daerah perbukitan biasanya sulit berkembang menjadi sebuah pusat perekonomian. Di daerah perbukitan, mobilitas manusia tidak semudah di daerah dataran sehingga pemusatan permukiman dan industri relatif terbatas. Meskipun demikian, daerah perbukitan dapat dikembangkan menjadi daerah pariwisata karena panorama alamnya yang indah dan suhu udaranya yang sejuk. Aktivitas pariwisata yang dapat dikembangkan di daerah ini antara lain wisata alam yang tujuannya menikmati pemandangan daerah perbukitan yang indah. Seperti halnya dataran rendah, daerah perbukitan memiliki potensi bencana alam. Potensi bencana alam yang dapat terjadi di daerah perbukitan adalah longsor. Agar terhindar dari bencana longsor dan dampak yang ditimbulkan pada saat dan setelah terjadi longsor, cara-cara berikut diharapkan dapat membantu. Hindarilah membangun rumah di wilayah yang rawan longsor seperti di daerah lereng yang curam, dekat dengan tepi gunung, dekat dengan jalur aliran air atau drainase. Kenalilah tanda-tanda akan terjadinya longsor di sekitar kita, yaitu seperti berikut. Perubahan, pergeseran, atau retakan yang melebar secara perlahan-lahan pada tanah dan jalan. Pintu dan jendela macet untuk pertama kalinya. Retakan baru yang muncul pada lantai dan tembok. Fasilitas-fasilitas rumah di bawah tanah, seperti pipa saluran air pecah atau retak. Tonjolan tanah terlihat pada dasar dari suatu lereng. Air dari pipa atau sumber air keluar dari tanah pada lokasi baru. Pagar, pohon, dan dinding bergeser. Suara gemuruh bertambah kuat. Terdapat suara suara aneh atau tidak biasa seperti suara pohon yang patah atau suara bebatuan yang saling bertumbukan. 

    3. Dataran Tinggi 

    Dataran tinggi adalah salah satu bentuk muka bumi yang merupakan daerah datar yang tingginya lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti di dataran rendah. Oleh sebab itu, beberapa dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pusat ekonomi penduduk. Aktivitas penduduk di dataran tinggi pada bidang ekonomi, khususnya pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Agar mudah menanam, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi erosi (pengikisan oleh air). Aktivitas penduduk di dataran tinggi dalam bidang pertanian juga berkembang dengan baik. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe. Sejumlah dataran tinggi juga menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata, misalnya Bandung dan Dieng. Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya adalah banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar, dataran tinggi memiliki potensi menimbulkan genangan air. Tanda-tanda bencana banjir dan upaya menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. 

    4. Gunung



    Bentuk permukaan Bumi di daratan yang selanjutnya adalah gunung. Mengenai gunung, pasti kita sudah pernah mengenalnya lebih dulu. Gunung juga banyak kita temui di sekitar kita, yakni di Indonesia. Indonesia mempunyai banyak sekali gunung, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Gunung merupakan tonjolan yang ada di permukaan Bumi. Karena gunung merupakan tonjolan, maka gunung mempunyai ketinggian yang lebih tinggi daripada wilayah daratan yang ada di sekitarnya. Ketinggian gunung ini antara ratusan hingga ribuan meter di atas permukaan air laut. Gunung memiliki tiga bagian pokok, yakni :
    • Puncak gunung, yakni bagian atas dari gunung
    • Lereng gunung, yakni bagian tengah dari gunung yang berupa sisi miring
    • Kaki gunung, yakni bagian bawah gunung yang biasanya sudah dijadikan tempat pemukiman masyarakat.
    Menurut aktivitasnya, gunung dibagi menjadi dua macam, yakni gunung yang bisa mengalami erupsi atau gunung aktif dan juga gunung yang tidak mengalami erupsi atau gunung pasif. Adapun penjelasan dari masing- masing gunung tersebut adalah sebagai berikut:
    • Gunung aktif
    Gunung aktif kita kenal sebagai gunung berapi, yakni gunung yang masih bisa mengalami erupsi. Erupsi endiri merupakan proses pengeluaran material- material yang terkandung di dalam perut bumi melalui sebuah saluran yang menyerupai pipa yang ada di perut gunung. Erupsi pada gunung berapi ini bisa terjadi dalam suatu periode, misalnya gunung berapi yang mengalami erupsi empat tahun sekali. Dalam periode erupsi ini, setian gunung berapi mempunyai periode yang berbeda- beda.
    Dalam peristiwa erupsi ini akan banyak dampak yang ditimbulkan, baik dampak positif maupun negatif. Namun kebanyakan dampak yang terjadi adalah dampak negatif. Beberapa erupsi menjadi sebuah bencana alam yang dasyat dan bahkan menghilangkan nyawa banyak orang, namun beberapa erupsi tidak terlalu berbahaya. Hal ini tergantung pada besar kecilnya erupsi yang terjadi. Indonesia sendiri sudah terlalu sering mengalami erupsi gunung berapi, sehingga bukan merupakan hal yang baru lagi. Beberapa gunung aktif dan sering mengalami erupsi di Indonesia antara lain Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung Sinabung, Gunung Bromo dan lain sebagainya.
    • Gunung Tidak Aktif

    Gunung tidak aktif adalah oposisi dari gunung aktif. Gunung tidak aktif ini juga sering disebut sebagai gunung mati. Gunung tidak aktif adalah gunung yang sudah tidak mengalami erupsi lagi, sehingga tidak mengeluarkan material- material vulkanik yang ada di dalamnya. Gunung menjadi tidak aktif karena disebabkan oleh beberapa faktor. Gunung yang tidak aktif pada awalnya ada yang merupakan gunung aktif dan kemudian mati, maupun memang merupakan gunung mati pada awal kemunculannya. Contoh gunung yang tidak aktif yang ada di Indonesia adalah Gunung Merbabu, dan Gunung Tangkuban Perahu.
    5. Pegunungan
    Merupakan kumpulan dari beberapa gunung yang menyambung menjadi satu. Sehingga di pegunungan ini kita akan menjumpai banyak gunung. Namun di pegunungan, kita tidak akan menjumpai gunung aktif, karena pegunungan tidak mengalami erupsi. Pegunungan bisa terbentang panjang hingga ke wilayah lain. Pegunungan dibagi menjadi dua jenis, yakni pegunungan tinggi dan juga pegunungan rendah. Untuk penjelasan masing- maisng pegunungan adalah sebagai berikut:
    • Pegunungan tinggi
    Jenis pegunungan yang pertama adalah pegunungan tinggi. pegunungan tinggi merupakan pegunungan yang memiliki ketinggian hingga mencapai lebih dari 1.500 meter di atas permukaan air laut. Ada contoh pegunungan tinggi di Benua Asia yang sangat terkenal, yakni Pegunungan Alpen.
    • Pegunungan rendah
    Selain pegunungan tinggi, ada jenis pegunungan yang lainnya yakni pegunungan rendah. Sesuai dengan namanya, pegunungan rendah dan pegungan tinggi yang membedakan keduanya adalah ketinggian yang dimilikinya. Pegunungan rendah mempunyai ketinggian antara 500 meter hingga 1.500 meter di atas permukaan air laut.

    6. Lembah
    Selain berupa tonjolan, selanjutnya bentuk relief permukaan daratan berupa cekungan atau dataran yang rendah, salah satunya adalah lembah. Lembah merupakan dataran rendah yang berada di sekitar perbukitan atau pegunungan. Sela- sela yang ada di kaki perbukitan atau pegunungan ini disebut dengan lembah. Dengan kata lain lembah merupakan dataran rendah yang dikelilingi oleh perbukitan/ pegunungan atau kaki perbukitan/ pegunungan. Lembah banyak digunakan sebagai tempat pemukiman masyarakat, oleh karena mempunyai ketinggian yang rendah, maka udara  yang ada di lembah ini bersifat lebih hangat daripada di perbukitan yang wilayahnya lebih tinggi.

    7. Jurang


    Selain lembah, bentuk permukaan daratan berupa cekungan adalah jurang. Tidak seperti lembah yang biasanya landai dan luas, jurang bersifat lebih cekung, sempit, dan diapit oleh tebing- tebing yang sangat terjal. Jurang mempunyai kedalam yang sangat dalam. Dasar jurang biasanya berupa sungai atau hutan. Jurang merupakan salah satu relief Bumi yang berbahaya, karena apabila ada kecelakaan dam masuk jurang maka kebanyakan akan meninggal.

    Itulah beberapa bentuk permukaan Bumi yang berupa daratan. Daratan yang menjadi tempat hidup manusia dan sebagian besar binatang juga tumbuh- tumbuhan mempunyai banyak bentuk yang berbeda. Hal ini akan membuat keadaanya berbeda- beda pula. Oleh karena karekatristik (misalnya suhu udara dan kecukupan sinar matahari) juga berbeda, maka binatang dan tumbuh- tumbuhan yang cocok juga berbeda. Misalnya tumbuhan yang bisa tumbuh di dataran tinggi akan berbeda dengan tumbuhan yang bisa tumbuh di dataran rendah.


    • PERAIRAN

    1. Dangkalan atau Paparan Benua
    Bentuk permukaan Bumi yang berupa perairan, yang pertama adalah dangkalan atau paparan benua. Yang dimaksud dengan dangkalan atau paparan Benua adalah permukaan laut yang luas dan juga memiliki kedalaman kurang dari 200 meter. Bentuk permukaan Bumi berupa perairan yang satu ini merupakan kepanjangan dari daratan pulau maupun benua. Oleh karena kedalamannya yang hanya sedikit, maka wilayah dangkalan ini sangat pas untuk sekedar berenang atau snorkeling. Di wilayah Indonesia sendiri kita dapat menemui jenis permukaan yang seperti ini, yakni dangkalan Sunda (paparan Sunda) dan dangkalan Sahul.
    1. Punggung Laut
    Bentuk perairan yang selanjutnya adalah punggung laut. Punggung laut juga merupakan bagian dari perairan. Punggung laut merupakan bentuk permukaan laut yang menyerupai sebuah bukit. Bukit sendiri merupakan bagian yang menonjol lebih tinggi daripada bagian yang lainnya. Sehingga punggung laut merupakan bukit yang berada di dalam laut. Meski demikian punggung laut ini tidak sampai muncul di permukaan laut, dan kita tidak bisa melihatnya dari daratan.
    1. Ambang Laut
    Selain dangkalan dan juga punggung laut, selanjutnya ada ambang laut. Ambang laut merupakan bagian dari bentuk permukaan Bumi berupa perairan. Yang dimaksud dengan ambang laut adalah permukaan daratan laut dangkal dan juga sebagai pemisah dua buah lautan yang dalam. Ada ambang laut yang terkenal di dunia ini, yakni ambang laut Sulu dan juga ambang laut Gibraltar.
    1. Gunung Laut
    Setelah kita membicarakan mengenai punggung laut dan juga ambang laut, masih ada bentukan lain dari permukaan Bumi berupa perairan, yakni gunung laut. Sama seperti punggung laut, bahwa gunung laut ini mirip gunung yang ada di daratan, namun letaknya ada di bawah laut. Sama seperti gunung yang ada di daratan, gunung laut ini ada yang aktif dan ada juga yang tidak aktif. Gunung laut (baca: bahaya gunung api bawah laut) yang aktif, artinya gunung laut ini dapat mengalami erupsi sewaktu- waktu. Gunung laut yang masih aktif ada juga di wilayah Indonesia. Gunung laut yang masih aktif di Indonesia adalah Anak Gunung Krakatau yang ada di selat Sunda, yang memisahkan antara Pulau Jawa dan Juga Pulau Sumatera. Dahulu Gunung Karakatau yang juga ada di Selat Sunda mengalami erupsi atau letusan dan telah mengakibatkan banyak kerusakan yang terjadi. Gunung Krakatau ketika mengalami erupsi telah menyebabkan tsunami yang terjadi di wilayah lautan tersebut.
    1. Palung Laut
    Selanjutnya ada palung laut. Palung laut juga merupakan relief yang ada di daratan, namun letaknya ada di dalam lautan. Apabila kita di dataran mengenal yang namanya jurang, maka dilautan pun kita mengenal palung laut. Palung laut menyerupai sebuah jurang yang ada di dalam laut. Seperti halnya jurang yang ada di daratan, palung laut adalah lubang yang sangat dalam dan diapit oleh dinding yang sempit dan curam. Palung laut memanjang ke bawah dan menyerupai huruf V. Selain itu palung laut juga merupakan titik yang paling dalam yang ada di Bumi. Titik- titik paling rendah yang ada di Bumi ini berada di palung- palung Samudera. Ada banyak sekali palung yang ada di dunia ini, dan palung terdalam sekaligus menjadi titik terendah di Bumi ini terletak di Palung Mariana yang ada di wilayah samudera Pasifik.
    1. Lubuk Laut atau Beken
    Lubuk laut juga dikenal dengan nama beken. Lubuk laut juga merupakan bentuk permukaan Bumi yang berupa perairan.Yang dimaksud dengan lubuk laut adalah permukaan laut yang memiliki bentuk sebagai cekungan besar dan juga lebar. Lubuk laut atau beken ini juga mempunyai kedalaman yang sangat dalam. Lubuk laut atau beken ini juga menyerupai salah satu bentuk relief permukaan Bumi di daratan, yakni yang kita kenal sebagai lembah. Sehingga yang dimaksud dengan lubuk laut adalah lembah yang terdapat di dalam laut.
    1. Pulau Karang
    Bentuk permukaan Bumi berupa perairan yang selanjutnya adalah pulau karang. Pulau karang adalah bentuk permukaan laut yang berbentuk seperti halnya pulau yang terdiri atas batuan dan juga karang yang berjumlah sangat banyak. Batuan- batuan karang ini terbentuk atas binatang- binatang yang sudah mati dan bertumpuk menjadi satu. Karena jasad binatang- binatang ini sangat banyak, akibat peran waktu yang sangat lama, pada akhirnya jasad binatang ini mengeras dan berubah menjadi karang.



    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    GEOMORFOLOGI