Sekilas tentang geomorfologi

Salam sejahtera..... Puji syukur kehadirat Allah Swt atas rahmat serta petunjuknya, Sehingga Saya dapat mengisi pada halaman blogger ini untuk dijadikan sebagai sarana ajang ide-ide kreatif, dan Ilmu pengetahuan tujuan utama blog ini adalah semoga isi dari pada blog bermanfaat bagi semua kalangan Blog ini memuat tentang “INFORMASI GEOGRAFI YANG DILIHAT SECARA FISIK mudah-mudahan yang sangat membantu sobat blogger sekalian. Walaupun blog ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pengunjung.
Saya mengucapkan terima kasih kepada sobat blogger yang menjadi inspirasi saya yang telah membantu saya dapat mengerti tentang bagaimana cara saya membuat blog ini.
Semoga blog ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pengunjungnya. Walaupun blog ini tidak memiliki kelebihan dan banyak kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.


A. Pengertian Geomorfologi

Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam. Mula-mula orang memakai kata fisiografi untuk ilmu yang mempelajari tetang ilmu bumi ini, hal ini dibuktikan pada orang-orang di Eropa menyebut fisiografi sebagai ilmu yang mempelajari rangkuman tentang iklim, meteorologi, oceanografi, dan geografi. Akan tetapi orang, terutama di Amerika, tidak begitu sependapat untuk memakai kata ini dalam bidang ilmu yang hanya mempelajari ilmu bumi saja dan lebih erat hubungannya dengan geologi. Mereka lebih cenderung untuk memakai kata geomorfologi.

B. Bentuk Permukaan Bumi dan Berbagai Macam Aktivitas yang Ada di dalamnya

  • Daratan
1. Dataran Rendah

Salah satu bentuk muka bumi adalah dataran rendah yang merupakan hamparan luas tanah, bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m dpal. Di Indonesia, aktivitas penduduk di daerah dataran rendah yang dominan adalah permukiman dan pertanian. Di Pulau Jawa, lahan dataran rendah dimanfaatkan oleh penduduk untuk bercocok tanam padi sehingga Jawa menjadi pulau penghasil padi terbesar di Indonesia. Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu di daerah dataran rendah, pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dapat dilakukan oleh penduduk. Di daerah dataran, lahan yang subur banyak dijumpai karena biasanya berupa tanah aluvial (hasil endapan sungai yang subur). Dataran rendah dekat dengan pantai hingga banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut. Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian perlahan berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia maupun dunia, terdapat di dataran rendah. Aktivitas pertanian di dataran rendah biasanya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup banyak tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah. Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran rendah adalah tsunami, banjir, dan gempa. Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tak mampu lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air bisa terjadi karena disebabkan oleh aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar, pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya sampah di sungai yang menghambat aliran sungai. Bencana banjir mempunyai beberapa tanda yang dapat kita lihat. Secara umum, tanda-tanda tersebut antara lain sebagai berikut. Terjadinya hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi tanpa disertai dengan proses infiltrasi (penyerapan) yang baik. Air melebihi batas sempadan sungai sehingga meluap dan akhirnya menggenangi daerah sekitarnya. Air yang jatuh ke permukaan tidak dapat mengalir dengan baik disebabkan oleh saluran drainase yang ada tidak berfungsi dengan baik sehingga air tersumbat dan tidak dapat mengalir dengan baik. Air tidak dapat menyerap ke dalam tanah karena berkurangnya vegetasi sebagai penyerap atau penyimpan air. Apa saja yang harus dilakukan untuk menghindari banjir? Agar terhindar dari bencana banjir, sebaiknya perhatikanlah hal-hal berikut ini. Hindari tinggal di wilayah-wilayah yang rentan bahaya banjir, seperti di dataran banjir atau dataran yang biasa terkena banjir. Tinggikan bangunan tempat tinggal hingga perabotan rumah dan peralatan listrik aman dari genangan air. Bersama-sama dengan anggota masyarakat lainnya membangun tanggul yang cukup tinggi untuk menghambat air masuk ke lingkungan tempat tinggal kita. Pantai merupakan bagian dari dataran rendah yang berbatasan dengan laut. Ancaman bencana di daerah pantai yang mengancam penduduk adalah tsunami. Apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari bahaya tsunami? kalian sebaiknya menyiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya tsunami dengan memperhatikan hal-hal berikut ini. Jika kalian tinggal di daerah pantai dan merasakan adanya gempa kuat yang disertai dengan suara ledakan di laut, sebaiknya segera bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami. Segera tinggalkan daratan pantai tempat kalian tinggal jika gempa kuat terjadi. Jika melihat air pantai mendadak surut sehingga dasar laut tampak jelas, segera jauhi pantai karena hal itu merupakan peringatan alam bahwa akan terjadi tsunami. Tanda-tanda alam lainnya yang terkadang terjadi seperti banyaknya ikan di pantai dan tiba-tiba banyak terdapat burung. Seringkali gelombang tsunami yang kecil disusul oleh gelombang raksasa di belakangnya. Oleh karena itu, kalian harus waspada. Lembaga pemerintah yang berwenang biasanya selalu memantau kemungkinan terjadinya tsunami. Oleh karena itu, jika belum ada pernyataan “keadaan aman”,  sebaiknya tetap menjauhi pantai. Bentuk muka bumi juga mempengaruhi potensi bencana alam, potensi bencana yang juga mengancam daerah pantai adalah gempa. Sebenarnya tidak semua wilayah pantai di Indonesia berpotensi gempa. Wilayah pantai Indonesia yang berpotensi gempa adalah Pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa sampai Nusa Tenggara berpotensi gempa. Pantai di Pulau Kalimantan relatif aman dari gempa karena jauh dari pusat gempa. Wilayah lainnya adalah Sulawesi, Maluku, Papua, dan sejumlah pulau lainnya. Ancaman gempa juga mungkin terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan. 

2. Bukit dan Perbukitan 

Bentuk lain dari muka bumi adalah Bukit yang merupakan bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah di sekelilingnya, dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti gunung. Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu. Di daerah perbukitan, aktivitas permukiman penduduk tidak seperti di dataran rendah. Permukiman tersebar pada daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk biasanya memanfaatkan lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman umumnya dibangun di kaki-kaki perbukitan atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan mata air atau sungai sebagai sumber air untuk aktivitas penduduk. Di daerah perbukitan, pada umumnya aktivitas pertanian adalah pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah-pindah seperti di Kalimantan. Tanaman yang ditanam umumnya berupa umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi. Aktivitas ekonomi di daerah perbukitan biasanya sulit berkembang menjadi sebuah pusat perekonomian. Di daerah perbukitan, mobilitas manusia tidak semudah di daerah dataran sehingga pemusatan permukiman dan industri relatif terbatas. Meskipun demikian, daerah perbukitan dapat dikembangkan menjadi daerah pariwisata karena panorama alamnya yang indah dan suhu udaranya yang sejuk. Aktivitas pariwisata yang dapat dikembangkan di daerah ini antara lain wisata alam yang tujuannya menikmati pemandangan daerah perbukitan yang indah. Seperti halnya dataran rendah, daerah perbukitan memiliki potensi bencana alam. Potensi bencana alam yang dapat terjadi di daerah perbukitan adalah longsor. Agar terhindar dari bencana longsor dan dampak yang ditimbulkan pada saat dan setelah terjadi longsor, cara-cara berikut diharapkan dapat membantu. Hindarilah membangun rumah di wilayah yang rawan longsor seperti di daerah lereng yang curam, dekat dengan tepi gunung, dekat dengan jalur aliran air atau drainase. Kenalilah tanda-tanda akan terjadinya longsor di sekitar kita, yaitu seperti berikut. Perubahan, pergeseran, atau retakan yang melebar secara perlahan-lahan pada tanah dan jalan. Pintu dan jendela macet untuk pertama kalinya. Retakan baru yang muncul pada lantai dan tembok. Fasilitas-fasilitas rumah di bawah tanah, seperti pipa saluran air pecah atau retak. Tonjolan tanah terlihat pada dasar dari suatu lereng. Air dari pipa atau sumber air keluar dari tanah pada lokasi baru. Pagar, pohon, dan dinding bergeser. Suara gemuruh bertambah kuat. Terdapat suara suara aneh atau tidak biasa seperti suara pohon yang patah atau suara bebatuan yang saling bertumbukan. 

3. Dataran Tinggi 

Dataran tinggi adalah salah satu bentuk muka bumi yang merupakan daerah datar yang tingginya lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti di dataran rendah. Oleh sebab itu, beberapa dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pusat ekonomi penduduk. Aktivitas penduduk di dataran tinggi pada bidang ekonomi, khususnya pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Agar mudah menanam, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi erosi (pengikisan oleh air). Aktivitas penduduk di dataran tinggi dalam bidang pertanian juga berkembang dengan baik. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe. Sejumlah dataran tinggi juga menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata, misalnya Bandung dan Dieng. Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya adalah banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar, dataran tinggi memiliki potensi menimbulkan genangan air. Tanda-tanda bencana banjir dan upaya menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. 

4. Gunung



Bentuk permukaan Bumi di daratan yang selanjutnya adalah gunung. Mengenai gunung, pasti kita sudah pernah mengenalnya lebih dulu. Gunung juga banyak kita temui di sekitar kita, yakni di Indonesia. Indonesia mempunyai banyak sekali gunung, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Gunung merupakan tonjolan yang ada di permukaan Bumi. Karena gunung merupakan tonjolan, maka gunung mempunyai ketinggian yang lebih tinggi daripada wilayah daratan yang ada di sekitarnya. Ketinggian gunung ini antara ratusan hingga ribuan meter di atas permukaan air laut. Gunung memiliki tiga bagian pokok, yakni :
  • Puncak gunung, yakni bagian atas dari gunung
  • Lereng gunung, yakni bagian tengah dari gunung yang berupa sisi miring
  • Kaki gunung, yakni bagian bawah gunung yang biasanya sudah dijadikan tempat pemukiman masyarakat.
Menurut aktivitasnya, gunung dibagi menjadi dua macam, yakni gunung yang bisa mengalami erupsi atau gunung aktif dan juga gunung yang tidak mengalami erupsi atau gunung pasif. Adapun penjelasan dari masing- masing gunung tersebut adalah sebagai berikut:
  • Gunung aktif
Gunung aktif kita kenal sebagai gunung berapi, yakni gunung yang masih bisa mengalami erupsi. Erupsi endiri merupakan proses pengeluaran material- material yang terkandung di dalam perut bumi melalui sebuah saluran yang menyerupai pipa yang ada di perut gunung. Erupsi pada gunung berapi ini bisa terjadi dalam suatu periode, misalnya gunung berapi yang mengalami erupsi empat tahun sekali. Dalam periode erupsi ini, setian gunung berapi mempunyai periode yang berbeda- beda.
Dalam peristiwa erupsi ini akan banyak dampak yang ditimbulkan, baik dampak positif maupun negatif. Namun kebanyakan dampak yang terjadi adalah dampak negatif. Beberapa erupsi menjadi sebuah bencana alam yang dasyat dan bahkan menghilangkan nyawa banyak orang, namun beberapa erupsi tidak terlalu berbahaya. Hal ini tergantung pada besar kecilnya erupsi yang terjadi. Indonesia sendiri sudah terlalu sering mengalami erupsi gunung berapi, sehingga bukan merupakan hal yang baru lagi. Beberapa gunung aktif dan sering mengalami erupsi di Indonesia antara lain Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung Sinabung, Gunung Bromo dan lain sebagainya.
  • Gunung Tidak Aktif

Gunung tidak aktif adalah oposisi dari gunung aktif. Gunung tidak aktif ini juga sering disebut sebagai gunung mati. Gunung tidak aktif adalah gunung yang sudah tidak mengalami erupsi lagi, sehingga tidak mengeluarkan material- material vulkanik yang ada di dalamnya. Gunung menjadi tidak aktif karena disebabkan oleh beberapa faktor. Gunung yang tidak aktif pada awalnya ada yang merupakan gunung aktif dan kemudian mati, maupun memang merupakan gunung mati pada awal kemunculannya. Contoh gunung yang tidak aktif yang ada di Indonesia adalah Gunung Merbabu, dan Gunung Tangkuban Perahu.
5. Pegunungan
Merupakan kumpulan dari beberapa gunung yang menyambung menjadi satu. Sehingga di pegunungan ini kita akan menjumpai banyak gunung. Namun di pegunungan, kita tidak akan menjumpai gunung aktif, karena pegunungan tidak mengalami erupsi. Pegunungan bisa terbentang panjang hingga ke wilayah lain. Pegunungan dibagi menjadi dua jenis, yakni pegunungan tinggi dan juga pegunungan rendah. Untuk penjelasan masing- maisng pegunungan adalah sebagai berikut:
  • Pegunungan tinggi
Jenis pegunungan yang pertama adalah pegunungan tinggi. pegunungan tinggi merupakan pegunungan yang memiliki ketinggian hingga mencapai lebih dari 1.500 meter di atas permukaan air laut. Ada contoh pegunungan tinggi di Benua Asia yang sangat terkenal, yakni Pegunungan Alpen.
  • Pegunungan rendah
Selain pegunungan tinggi, ada jenis pegunungan yang lainnya yakni pegunungan rendah. Sesuai dengan namanya, pegunungan rendah dan pegungan tinggi yang membedakan keduanya adalah ketinggian yang dimilikinya. Pegunungan rendah mempunyai ketinggian antara 500 meter hingga 1.500 meter di atas permukaan air laut.

6. Lembah
Selain berupa tonjolan, selanjutnya bentuk relief permukaan daratan berupa cekungan atau dataran yang rendah, salah satunya adalah lembah. Lembah merupakan dataran rendah yang berada di sekitar perbukitan atau pegunungan. Sela- sela yang ada di kaki perbukitan atau pegunungan ini disebut dengan lembah. Dengan kata lain lembah merupakan dataran rendah yang dikelilingi oleh perbukitan/ pegunungan atau kaki perbukitan/ pegunungan. Lembah banyak digunakan sebagai tempat pemukiman masyarakat, oleh karena mempunyai ketinggian yang rendah, maka udara  yang ada di lembah ini bersifat lebih hangat daripada di perbukitan yang wilayahnya lebih tinggi.

7. Jurang


Selain lembah, bentuk permukaan daratan berupa cekungan adalah jurang. Tidak seperti lembah yang biasanya landai dan luas, jurang bersifat lebih cekung, sempit, dan diapit oleh tebing- tebing yang sangat terjal. Jurang mempunyai kedalam yang sangat dalam. Dasar jurang biasanya berupa sungai atau hutan. Jurang merupakan salah satu relief Bumi yang berbahaya, karena apabila ada kecelakaan dam masuk jurang maka kebanyakan akan meninggal.

Itulah beberapa bentuk permukaan Bumi yang berupa daratan. Daratan yang menjadi tempat hidup manusia dan sebagian besar binatang juga tumbuh- tumbuhan mempunyai banyak bentuk yang berbeda. Hal ini akan membuat keadaanya berbeda- beda pula. Oleh karena karekatristik (misalnya suhu udara dan kecukupan sinar matahari) juga berbeda, maka binatang dan tumbuh- tumbuhan yang cocok juga berbeda. Misalnya tumbuhan yang bisa tumbuh di dataran tinggi akan berbeda dengan tumbuhan yang bisa tumbuh di dataran rendah.

  • PERAIRAN

  1. Dangkalan atau Paparan Benua
Bentuk permukaan Bumi yang berupa perairan, yang pertama adalah dangkalan atau paparan benua. Yang dimaksud dengan dangkalan atau paparan Benua adalah permukaan laut yang luas dan juga memiliki kedalaman kurang dari 200 meter. Bentuk permukaan Bumi berupa perairan yang satu ini merupakan kepanjangan dari daratan pulau maupun benua. Oleh karena kedalamannya yang hanya sedikit, maka wilayah dangkalan ini sangat pas untuk sekedar berenang atau snorkeling. Di wilayah Indonesia sendiri kita dapat menemui jenis permukaan yang seperti ini, yakni dangkalan Sunda (paparan Sunda) dan dangkalan Sahul.
  1. Punggung Laut
Bentuk perairan yang selanjutnya adalah punggung laut. Punggung laut juga merupakan bagian dari perairan. Punggung laut merupakan bentuk permukaan laut yang menyerupai sebuah bukit. Bukit sendiri merupakan bagian yang menonjol lebih tinggi daripada bagian yang lainnya. Sehingga punggung laut merupakan bukit yang berada di dalam laut. Meski demikian punggung laut ini tidak sampai muncul di permukaan laut, dan kita tidak bisa melihatnya dari daratan.
  1. Ambang Laut
Selain dangkalan dan juga punggung laut, selanjutnya ada ambang laut. Ambang laut merupakan bagian dari bentuk permukaan Bumi berupa perairan. Yang dimaksud dengan ambang laut adalah permukaan daratan laut dangkal dan juga sebagai pemisah dua buah lautan yang dalam. Ada ambang laut yang terkenal di dunia ini, yakni ambang laut Sulu dan juga ambang laut Gibraltar.
  1. Gunung Laut
Setelah kita membicarakan mengenai punggung laut dan juga ambang laut, masih ada bentukan lain dari permukaan Bumi berupa perairan, yakni gunung laut. Sama seperti punggung laut, bahwa gunung laut ini mirip gunung yang ada di daratan, namun letaknya ada di bawah laut. Sama seperti gunung yang ada di daratan, gunung laut ini ada yang aktif dan ada juga yang tidak aktif. Gunung laut (baca: bahaya gunung api bawah laut) yang aktif, artinya gunung laut ini dapat mengalami erupsi sewaktu- waktu. Gunung laut yang masih aktif ada juga di wilayah Indonesia. Gunung laut yang masih aktif di Indonesia adalah Anak Gunung Krakatau yang ada di selat Sunda, yang memisahkan antara Pulau Jawa dan Juga Pulau Sumatera. Dahulu Gunung Karakatau yang juga ada di Selat Sunda mengalami erupsi atau letusan dan telah mengakibatkan banyak kerusakan yang terjadi. Gunung Krakatau ketika mengalami erupsi telah menyebabkan tsunami yang terjadi di wilayah lautan tersebut.
  1. Palung Laut
Selanjutnya ada palung laut. Palung laut juga merupakan relief yang ada di daratan, namun letaknya ada di dalam lautan. Apabila kita di dataran mengenal yang namanya jurang, maka dilautan pun kita mengenal palung laut. Palung laut menyerupai sebuah jurang yang ada di dalam laut. Seperti halnya jurang yang ada di daratan, palung laut adalah lubang yang sangat dalam dan diapit oleh dinding yang sempit dan curam. Palung laut memanjang ke bawah dan menyerupai huruf V. Selain itu palung laut juga merupakan titik yang paling dalam yang ada di Bumi. Titik- titik paling rendah yang ada di Bumi ini berada di palung- palung Samudera. Ada banyak sekali palung yang ada di dunia ini, dan palung terdalam sekaligus menjadi titik terendah di Bumi ini terletak di Palung Mariana yang ada di wilayah samudera Pasifik.
  1. Lubuk Laut atau Beken
Lubuk laut juga dikenal dengan nama beken. Lubuk laut juga merupakan bentuk permukaan Bumi yang berupa perairan.Yang dimaksud dengan lubuk laut adalah permukaan laut yang memiliki bentuk sebagai cekungan besar dan juga lebar. Lubuk laut atau beken ini juga mempunyai kedalaman yang sangat dalam. Lubuk laut atau beken ini juga menyerupai salah satu bentuk relief permukaan Bumi di daratan, yakni yang kita kenal sebagai lembah. Sehingga yang dimaksud dengan lubuk laut adalah lembah yang terdapat di dalam laut.
  1. Pulau Karang
Bentuk permukaan Bumi berupa perairan yang selanjutnya adalah pulau karang. Pulau karang adalah bentuk permukaan laut yang berbentuk seperti halnya pulau yang terdiri atas batuan dan juga karang yang berjumlah sangat banyak. Batuan- batuan karang ini terbentuk atas binatang- binatang yang sudah mati dan bertumpuk menjadi satu. Karena jasad binatang- binatang ini sangat banyak, akibat peran waktu yang sangat lama, pada akhirnya jasad binatang ini mengeras dan berubah menjadi karang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GEOMORFOLOGI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI BIDANG GEOFISIK